Santri yang Tewas Usai Melompat dari Mobil Pikap Dikenal Tak Pernah Tertinggal Salat Subuh Berjamaah

Pimpinan Pondok Pesantren Riyadlul Sorpiah, KH Muklis Immamudin mengatakan. . .

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
A (14), seorang santri Pesantren Riyadlu Sorpiah yang tewas karena melompat dari mobil pikap saat dimintai uang, dikenal sebagaj sosok yang jenius di lingkungan pesantren. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIANJUR - A (14), seorang santri Pesantren Riyadlu Sorpiah yang tewas karena melompat dari mobil pikap saat dimintai uang, dikenal sebagai sosok yang jenius di lingkungan pesantren.

Pimpinan Pondok Pesantren Riyadlul Sorpiah, KH Muklis Immamudin mengatakan, ia sangat kaget dan kehilangan sosok yang dikenal cerdas oleh ustaz dan santri.

"Saya sangat kaget menerima kabar semalam. Almarhum dikenal sosok jenius dan cerdas," ujarnya saat ditemui di sebuah bangsal IGD RSUD Sayang Cianjur, Jumat (29/12/2017).

Muklis mengatakan bahwa santri yang tewas tersebut umurnya masih muda tapi sudah berada di kelas yang lebih tua.

Ia mengibaratkan usia kelas 1 SMP namun kini ia berada bersama dengan santri lain di tingkat kelas 3 SMP. Korban juga dikenal ahli salat berjamaah yang tak pernah ketinggalan salat Subuh.

Muklis mengatakan memang santrinya sangat bersemangat mengikuti setiap pengajian di berbagai daerah yang berdekatan dengan pesantren.

"Namun semalam saya tak mengetahui keberangkatan para santri," ujarnya.

RA (14) seorang rekan dari A yang menderita patah kaki menceritakan kejadian singkat kepada pimpinan pondok pesantren tempat dimana ia menuntut ilmu.

"Kejadiannya tak begitu lama setelah kami berada di bak mobil, ada dua orang. Satu orang di antaranya meminta uang," katanya. Karena takut, ketiganya pun melompat.

Nia Halimatusadiah (35), ibu dari RA mengatakan bahwa anaknya memang semalam pamit mau pergi ke pengajian muludan di kawasan Karangtengah.

"Iya semalam anak saya pamit mau pergi pengajian, saya kaget juga setelah diberi kabar bahwa anak saya kecelakaan," katanya.

Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Benny Cahyadi mengatakan bahwa kejadian tewasnya santri yang lompat dari mobil pikap masih ia selidiki dengan menggali keterangan dari korban.

"Korban naik mobil pikap. Di sana sudah ada dua orang yang naik. Lalu dimintai uang, karena takut korban lompat dan terjatuh," katanya.

Benny mengatakan beberapa keterangan dari korban akan dijadikan dasar untuk mengejar para pelaku.

Terpisah, satu orang korban lainnya ES (16) masih kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUD Sayang Cianjur.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved