Mansyur Sutisna 50 Tahun Bertahan sebagai Tukang Cukur 'DPR', Tak Pernah Patok Harga
Pria yang telah menjadi tukang cukur selama lebih dari 50 tahun itu mengatakan tidak mematok harga untuk bercukur di tempatnya.
Laporan wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Tukang cukur pinggir jalan beratapkan terpal, di bawah pohon besar ini masih tetap bertahan di zaman modern saat ini.
Banyak yang mengatakan tempat cukur itu dengan sebutan 'DPR', yaitu akronim dari di bawah pohon rindang.
Kegiatan potong rambut yang dilakukan di bawah pohon rindang, masih terlihat ada peminatnya.
Meskipun banyak berkurang karena di gempur merambahnya barber shop, dan salon profesional.
"Alhamdulillah setiap harinya ada aja yang minta cukur. Meskipun cuma hitungan jari," kata Mansyur Sutisna (75) saat ditemui di lapaknya, Selasa (28/11/2017).
Hanya Ada di Bangka, Buaya Suka Makan Kerupuk dan 'Bergoyang' Ketika Dengar Musik Tradisional https://t.co/l6bKiVQOjm via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 28, 2017
Lapak yang hanya beratap terpal biru, cermin kecil yang tertempel di tembok gerbang dan satu buah kursi akan terlihat setiap harinya.
Hanya ada lima lapak yang masih melayani potong rambut di depan gerbang Rumah Sakit Immanuel, Bandung
Meskipun tidak banyak, tempat cukur yang bertempat di aliran solokan yang telah kering itu akan buka dari hari Selasa sampai Minggu.
Pria yang telah menjadi tukang cukur selama lebih dari 50 tahun itu mengatakan tidak mematok harga untuk bercukur di tempatnya.
"Pada umumnya ngasih Rp 10 ribu sampe Rp 15 ribu, yang ngasih kurang juga enggak apa-apa, terima saja," katanya.
Tidak jauh berbeda dengan Mansyur, rata-rata tukang cukur 'DPR' di depan RS ini telah puluhan tahun menjadi pemotong rambut.
Baca: Penyerangan di Pangkalan Ojek Warung Kalde Jatinangor, Ternyata Sampai Tiga Kali
Baca: Pelatih Anyar Persib Bandung Curi Perhatian Media Luar Negeri
Pengalaman menangani berbagai kepala manusia ini membuat berbagai model rambut bisa dipotongnya.
"Insyaallah bisa banyak model, ga melulu itu itu aja. Gimana yang dicukurnya aja mintanya seperti apa," kata Yana, tukang cukur lainnya.
Bermodalkan gunting, sisir, alat potong rambut manual serta kuas dan sabun Yana menyanggupi siapapun yang ingin dicukurnya.
Hanya saja, banyak masyarakat yang tidak percaya bahwa tukang cukur pinggir jalan sepertinya bisa memotong rambut berbagai model.
"Bedanya kalo disini masih pake alat cukur manual, beda sama yang di salon gitu udah pake mesin," ucapnya.(*)