Bayi Kembar Siam Asal Padalarang, Satu Bayi Oke, Satu Lagi Paru-paru dan Jantungnya Bocor
Sudah empat hari bayi kembar siam itu dirawat di rumah sakit tersebut. Bayi itu lahir melalui persalinan normal di satu bidan di Padalarang
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Bayi kembar siam anak ketiga pasangan Agus Priyanto (47) dan Mariah (39) asal Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, saat ini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Bayi kembar siam berjenis kelamin laki-laki itu diketahui dempet perut dan tulang pinggul, serta memiliki dua kaki dan satu anus.
Sudah empat hari bayi kembar siam itu dirawat di rumah sakit tersebut. Bayi itu lahir melalui persalinan normal di satu bidan di Padalarang pada Jumat (10/11/2017). Berbagai macam alat pacu, seperti ventilator, resiptor, dan selang infus menancap pada tubuh mungil kedua bayi yang lahir seberat 3,75 kilogram dan panjang 47 cm tersebut.
Baca: Malang Nasib Pramugari Ini, Terjatuh dari Pesawat saat Menyiapkan Makanan, Videonya Viral di Medsos
Keduanya hanya terbaring lemah di atas boks bayi di ruang perawatan intensif anak dan bayi RSHS, sambil sesekali menggerakan kedua tangan ataupun kakinya.
Tampak seorang suster terus bersiaga memerhatikan sebuah mesin indikator pendeteksi kesehatan berbentuk kotak dan berwarna putih, sambil sesekali memberikan obat dan nutrisi makanan yang disuntikan ke selang infus, agar bayi kembar siam tersebut tetap dalam kondisi baik.
Fakta-fakta Sepasang Remaja yang Diarak dan Ditelanjangi di Tangerang, Mereka Bukan Pasangan Mesum https://t.co/bsSbXOQhFJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 14, 2017
Berdasarkan keterangan Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar RSHS, Prof Dr H Sjarif Hidajat Sp.A (K), kondisi kedua bayi kembar siam tersebut dalam keadaan kurang baik, terutama pada bayi yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari kembarannya. Sedangkan untuk bayi yang lebih besar kondisinya cenderung stabil.
“Keadaan pasien kembar siam tidak begitu baik. Bayi pertama (berukuran besar) keadaannya seperti pada bayi pada umumnya. Fungsi jantung dan paru-paru semuanya bagus. Tetapi bayi kembarannya yang kecil keadaannya tidak baik. Di mana paru-parunya ada kelainan, yaitu tidak terbentuk hipoplasia paru-paru dan jantungnya terjadi banyak kebocoroan yang cukup berat,” ujarnya kepada wartawan pada sesi konferensi pers di lobi Humas RSHS, Jalan Pasteur,Kota Bandung Selasa (14/11/2017).
Sjarif mengatakan, adanya kelaianan di paru-paru dan jantung menyebabkan tubuh bayi yang berukuran kecil terus membiru dan tidak bisa melakukan oksigenisasi. Karena dua organ tersebut penting untuk kelancaran proses oksigenesisasi. Sehingga saat ini kelangsungan kehidupan bayi kembar siam ini tergantung pada respirator atau alat bantu mesin.
Istri Sah Sunu Sudah Lama 'Minggat', Kakak Ipar Beberkan Status Hubungan Sunu dan Umi Pipik https://t.co/3fLYrMuGOg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 14, 2017
Menurut Sjarif, hingga kini pihak RSHS belum bisa memutuskan tindakan medis lanjutan guna pemisahan kedua bayi kembar siam yang masih berumur empat hari tersebut. Sjarif mengaku dalam kondisi dilema, pasalnya kondisi bayi yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil, kemungkinannya kecil untuk dapat bertahan hidup.
Mengingat kondisi dari bayi yang satunya lebih buruk dan bisa mengancam jiwanya, terlebih bila tidak segera dilakukan pemisahan, kondisi bayi tersebut akan turut memengaruhi bayi kembarannya yang tetap stabil, meskipun dapat dipisahkan, karena mereka hanya memiliki satu organ pernapasan.
“Ke depannya kami akan mengadakan diskusi khusus dari tim RSHS atau tim etik nasional untuk menangani kondisi bayi yang keadaannya sudah buruk dan bisa memengaruhi yang lainnya ini. Karena biasanya kalau ada tindakan pemisahan, itu untuk menyelamatkan kedua-duanya,” kata Sjarif.