Pertama Kalinya Melihat Langsung, Oded M Danial Terkesima dengan Kesenian Benjang
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengaku sangat terkesima dengan pesan-pesan filosofis dari kesenian Benjang.
Penulis: Isal Mawardi | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isal Mawardi
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Puluhan orang dengan pakaian serba hitam berkumpul di Ecobambu Cipaku dalam rangka mengikuti Festival Kesenian Benjang 2017, Rabu (8/11/2017).
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengaku sangat terkesima dengan pesan-pesan filosofis dari kesenian Benjang.
"Jujur saja, festival Benjang ini saya baru melihat aslinya. Saya baru mendapatkan informasi bahwa filosofinya ternyata sangat luar biasa," ujar Oded M Danial, Ecobambu Cipaku, Rabu (8/11/2017).
Dalam kesenian tradisional yang mirip dengan gulat tersebut, terdapat beberapa istilah khusus yang mempunyai pesan filosofis. Satu diantaranya adalah Puyuh Ngungguk.
Ini Lho Penyebab Irfan Bachdim Mengancam Tak Mau Main untuk Timnas Indonesia, Ada Konspirasi? https://t.co/V0rVRYnTf4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 8, 2017
Puyuh Ngungguk berarti gerakan menari sebelum pertandingan dimulai.
Tariannya pun tidak boleh asal-asalan dan harus mengikuti irama musik.
Jika pemain Benjang tidak melakukan ini, maka akan mendapatkan hukuman berupa pengurangan poin.
Selanjutnya ada istilah Panon Pereum, yaitu bagian dari tarian tetapi dengan mata tertutup.
Selanjutnya adalah Julang Ngapak yaitu gerakan menari menantang lawan.
Gerakan tersebut berfungsi untuk menakut-nakuti lawan sebelum pertandingan dimulai.
Kang Oded berharap agar kesenian Benjang ini jangan sampai kalah pamor dengan budaya-budaya impor.
Ia juga berpesan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada festival Benjang agar dapat diselenggarakan setiap tahunnya.
"Ini dapat menjadi tontonan juga bagi wisatawan lokal maupun turis di Bandung," ujar Oded.