Pilgub Jabar
Nasib Koalisi Poros Baru di Pilgub Jabar Makin Tak Jelas, Begini Kata Pengamat
Apa yang sudah dilakukan ketua PAN, PPP, Partai Demokrat dan Partai Gerindra hanyalah sebuah aksi untuk eksis dan tampil agar tidak dilupakan.
Penulis: Ferry Fadhlurrahman | Editor: Jannisha Rosmana Dewi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Setelah PPP dan PAN mengusung kandidat lain, maka nasib poros baru yang dibentuk oleh PAN, PPP, Partai Demokrat dan Partai Gerindra mulai tercerai berai.
Menurut pengamat dan peneliti komunikasi politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Karim Suryadi, hal tersebut sudah ia prediksi sejak lama.
"Apapun yang dilaksanakan pengurus partai di tingkat DPD atau DPW itu hanya untuk public relation saja. Biar mereka dapat diberitakan dan juga menjadi pernyataan bahwa mereka masih ada di tingkat provinsi," ujar Karim Suryadi pada Tribun Jabar, Kamis (26/10/2017) melalui telepon.
Menurutnya apa yang sudah dilakukan ketua PAN, PPP, Partai Demokrat dan Partai Gerindra Jawa Barat hanyalah sebuah aksi untuk eksis dan tampil agar tidak dilupakan.
Karena meskipun sudah ada kesepakatan di level provinsi untuk bergabung, tidak akan ada koalisi kalau tidak disepakati oleh pusat.
Nagita Semobil dan Kompak Bareng Mantan Pacar Raffi, Netizen: Ada Lho yang Gak Berani Foto Sama Gigi https://t.co/beQD6bSDFB @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 26, 2017
Dalam budaya politik yang begitu sentralistik di Indonesia, sungguh sulit ruang bagi pengurus partai di daerah untuk benar-benar memberikan suara mengenai keputusan dan aspirasi kader kepada pengurus pusat.
Asumsi dari Karim Suryadi ini memang terbukti dengan tindakan PAN dan PPP yang keluar dari poros baru.
PAN akhirnya mengusung Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, sedangkan PPP memilih untuk bergabung dengan PKB dan Nasdem mengusung Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Akibatnya, Partai Gerindra dan Partai Demokrat nasibnya menjadi menggantung karena PAN dan PPP telah keluar dari poros baru.