Atlet Porda Sepak Bola Cianjur Jualan Bubur untuk Tambah-tambah Kebutuhan Biaya Makan Timnya
Kalau lagi ramai biasanya dapat Rp 300 ribu, setengahnya buat dapur di rumah dan setengah lagi diberikan kepada tim
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.CO.ID, CIANJUR - Seorang atlet Porda sepakbola Kabupaten Cianjur, Muhamad Abu Musal (18), harus berjualan bubur kacang ijo di kawasan Cipanas untuk membantu menyumbang dana agar rekan setimnya bisa makan sehari-hari.
Abu, sapaan akrab atlet yang terlihat bersemangat meloloskan Cianjur di grup zona lima ini sudah merasakan keprihatinan sejak sebulan lalu.
Ia sudah meminta izin kepada orangtuanya untuk membagi hasil dari berjualan bubur kepada tim yang digunakan untuk membeli makan sehari-hari.

Abu mengatakan dalam sehari ia tak tentu mendapat uang dari hasil berjualan bubur.
Menurutnya berjualan bubur memang sudah dilakukan sebelum ia masuk menjadi bagian dari tim Porda sepakbola Kabupaten Cianjur.
Siap-siap, Polisi Akan Tindak Pelat Nomor Kendaraan yang Tak Sesuai Ketentuan https://t.co/F2gx208UFJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 18, 2017
"Kalau lagi ramai biasanya dapat Rp 300 ribu, setengahnya buat dapur di rumah dan setengah lagi diberikan kepada tim," kata Abu, Rabu (18/10/2017) ditemui setelah latihan di stadion Badak Putih, Cianjur.
Abu mengatakan keputusan tersebut ia sampaikan kepada pelatih karena melihat beberapa orang yang peduli dengan tim selalu kebingungan setiap harinya.
Baca: Hanya Bus Damri dan Angkot dari Margahayu Raya Serta Subang yang Operasi di Terminal Ledeng
Hal tersebut juga didukung penuh oleh orangtuanya yang selalu melihat setiap hari perkembangan tim.
Selepas berlatih dan makan nasi bungkus, Abu memilih main gitar dan bernyanyi bersama rekan-rekannya di dalam mes. Terdengar lirik lagu Payung Teduh yang berjudul "Akad" yang mereka dendangkan.
Baca: Hanya Punya Satu Hari Persiapan, Persib Bandung Siap Ladeni Madura United
"Bila nanti saatnya telah tiba...ku ingin ka menjadi istriku...berjalan bersamamu dalam terik dan hujan...berlarian ke sana kemari dan tertawa," sayup terdengar dari balik kamar mes.(fam)