Bendahara Saracen Mengaku Tak Punya Ongkos ke Jakarta, sampai Ibu Kota Malah Sewa Pengacara
Namun penyidik sempat mengalami kesulitan ketika ingin mendatangkan Retno dari rumahnya di Boyolali, Jawa Tengah.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNJABAR.CO.ID, JAKARTA - Penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mendalami keterangan dari bendahara Saracen Retno alias Mirda kemarin (4/10/2017).
Keterangan Retno untuk mengetahui aliran dana kepada kelompok Saracen.
Namun penyidik sempat mengalami kesulitan ketika ingin mendatangkan Retno dari rumahnya di Boyolali, Jawa Tengah.
Retno sempat mengaku tidak memiliki ongkos dari Boyolali ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di kantor Direktorat Tindak Siber Bareskrim Polri, Tanah Abang.
Dulu Dipuji karena Setia Dampingi Suami yang Kanker Otak, Kini Istri Epy Dibilang Tak Tahu Diri https://t.co/2Q4TFI5xq0 #TribunJabar pic.twitter.com/Ff1tZzT1RR
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 5, 2017
Akhirnya pihak kepolisian meminta petugas dari Polres Boyolali untuk mengantarkannya ke Jakarta.
"Retno Bendahara Saracen, kan orang Boyolali, panggilan kedua nggak datang akhirnya didatangi sama Polres alasannya gak punya ongkos," ujar Kepala Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar di Jakarta.
Namun sesampainya tim di sana, Retno mengaku dalam perjalanan ke Jakarta. Dirinya juga minta polisi mengganti ongkosnya.
"Eh dia sudah di jalan minta diganti saja biayanya, kan main-main. Jadi mubazir anggota ke sana," ujar Irwan.
Baca: Sejarah Lahirnya TNI Dikemas dalam Aksi Teatrikal di Sumedang
Baca: HUT ke-72 TNI: Jenderal Soedirman, Panglima Perang yang Tak Bisa Digertak
Setelah mengaku tidak memiliki biaya, Retno malah menyewa pengacara untuk mendampinginya.
"Begitu sampai sini pakai pengacara. Kemarin katanya gak punya apa-apa, tapi kok bisa sewa pengacara. Tapi dari pada kita ribut yang penting dia datang kita bisa minta keterangan," ujar Irwan.
Seperti diketahui saat ini polisi masih mengejar sosok yang menyewa jasa kelompok Saracen.
Sebelumnya dari hasil pendalaman penyidik ditemukan aliran dana dari Asma Dewi ke anggota inti Saracen berinisial NS. (*)