Bendahara Saracen Mengaku Tak Punya Ongkos ke Jakarta, sampai Ibu Kota Malah Sewa Pengacara

Namun penyidik sempat mengalami kesulitan ketika ingin mendatangkan Retno dari rumahnya di Boyolali, Jawa Tengah.

Editor: Ravianto
Repro/KompasTV
Tiga tersangka anggota kelompok Saracen, penyedia jasa penyebar ujaran kebencian atau hate speech dan hoax untuk menyerang suatu kelompok tertentu, yakni (dari kiri) JAS alias Jasriadi (32), ketua sindikat Saracen, Muhammad Faizal Tonong, pemilik akun Faizal Muhammad Tonong atau Bang Izal (43), ketua bidang media informasi, dan Sri Rahayu Ningsih (32), koordinator grup Saracen wilayah Jawa Barat. Jasriadi ditangkap polisi di Pekanbaru, Riau, Muhammad Faizal Tonong ditangkap di Koja, Jakarta Utara, pada 20 Juli 2017, sedangkan Sri Rahayu Ningsih ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, pada 5 Agustus 2017 lalu. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNJABAR.CO.ID, JAKARTA - Penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mendalami keterangan dari bendahara Saracen Retno alias Mirda kemarin (4/10/2017).

Keterangan Retno untuk mengetahui aliran dana kepada kelompok Saracen.

Namun penyidik sempat mengalami kesulitan ketika ingin mendatangkan Retno dari rumahnya di Boyolali, Jawa Tengah.

Retno sempat mengaku tidak memiliki ongkos dari Boyolali ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di kantor Direktorat Tindak Siber Bareskrim Polri, Tanah Abang.


Akhirnya pihak kepolisian meminta petugas dari Polres Boyolali untuk mengantarkannya ke Jakarta.

"Retno Bendahara Saracen, kan orang Boyolali, panggilan kedua nggak datang akhirnya didatangi sama Polres alasannya gak punya ongkos," ujar Kepala Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar di Jakarta.

Namun sesampainya tim di sana, Retno mengaku dalam perjalanan ke Jakarta. Dirinya juga minta polisi mengganti ongkosnya.

"Eh dia sudah di jalan minta diganti saja biayanya, kan main-main. Jadi mubazir anggota ke sana," ujar Irwan.

Baca: Sejarah Lahirnya TNI Dikemas dalam Aksi Teatrikal di Sumedang

Baca: HUT ke-72 TNI: Jenderal Soedirman, Panglima Perang yang Tak Bisa Digertak

Setelah mengaku tidak memiliki biaya, Retno malah menyewa pengacara untuk mendampinginya.

"Begitu sampai sini pakai pengacara. Kemarin katanya gak punya apa-apa, tapi kok bisa sewa pengacara. Tapi dari pada kita ribut yang penting dia datang kita bisa minta keterangan," ujar Irwan.

Seperti diketahui saat ini polisi masih mengejar sosok yang menyewa jasa kelompok Saracen.

Sebelumnya dari hasil pendalaman penyidik ditemukan aliran dana dari Asma Dewi ke anggota inti Saracen berinisial NS. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved