Kawah Gunung Agung Mulai Merekah, Magma Terlihat

Tapi, berapa lebar rekahan, belum bisa dipastikan karena lebar sobekan terus berubah

Editor: Ravianto
earthexplorer
Kawah Gunung Agung berdasarkan citra satelit earthexplorer. 

TRIBUNJABAR.CO.ID, KARANGASEM - Kepala sub bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kemal mengatakan, dari citra satelit telah terlihat sobekan atau rekahan di kawah Gunung Agung.

Rekahan ini seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Tapi, berapa lebar rekahan, belum bisa dipastikan karena lebar sobekan terus berubah dan pengukuran terus dilakukan.

"Di tengah ada sobekan kecil dan ada asap keluar dari sana," tutur Devy, Kamis (28/9/2017).

Baca: Si Kembar Seksi Ini Sedang Cari Jodoh, Satu Suami untuk Berdua

Hal ini menunjukkan manivestasi pergerakan magma telah terlihat di permukaan. Selain rekahan kawah, citra satelit juga menunjukkan citra panas yang makin meningkat.

Berdasarkan pantauan sejak Juli 2017, peningkatan citra makin signifikan di bulan September 2017. Peningkatan citra panas juga seiring makin tingginya intensitas gempa, baik vulkanik maupun tektonik.

Berdasarkan pantauan terakhir, ukuran citra panas berkisar pada luasan 100-120 m². "Tidak bisa pastikan tapi kisaran 100-120 meter di sisi timur laut," ucap Devy.

Walau citra panas terlihat namun pergerakan magma sampai ke permukaan belum terlihat.

Baca: Gempa 3,9 SR Kembali Getarkan Pos Pantau Gunung Agung

Baca: Misterius! Ada Jejak Kaki Berukuran Raksasa di Halaman Rumah Warga, Lihat Foto-fotonya

Kedua indikasi ini tentu menunjukkan pergerakan magma menuju permukaan. Tapi apakah nanti sampai terjadi letusan atau tidak, belum bisa dipastikan.

Sementara itu, pantauan Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang Karangasem, Gunung Agung masih menunjukkan aktivitas kegempaan yang sangat tinggi.

Berdasarkan perhitungan dari pukul 00.00-12.00 Wita telah terjadi 228 kali gempa vulkanik dalam, 111 kali vulkanik dangkal, dan 12 kali tektonik lokal.

Bahkan getaran gempa tektonik lokal terasa sampai di pos pantau yang jaraknya 12 km dari puncak kawah. (Kompas.com)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved