Kisah Nenek Tembok - Di Usia 75 Tahun Masih Harus Bekerja dan Masih Punya Ibu yang Harus Dibiayainya
Di tengah ramainya Car Free Day Dago, Kota Bandung telihat ada seorang nenek sedang duduk sendirian di atas trotoar.
Penulis: Rezeqi Hardam Saputro | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Rezeqi Hardam Saputro
TRIBUNJABA.CO.ID, BANDUNG - Di tengah ramainya Car Free Day Dago, Kota Bandung telihat ada seorang nenek sedang duduk sendirian di atas trotoar.
Terlihat di depan nenek tersebut ada sebuah keranjang kecil berisi permen, tisu, dan obat vitamin c, yang menjadi barang dagangannya.
Sementara di belakangnya tampak sebuah kedai yang ramai dikunjungi anak muda dan sejumlah pedagang lain di CFD Dago itu pun kebanyakan belum terlalu tua.
Adalah nenek Tembok yang sehari-hari berkeliling Kota Bandung untuk berjualan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Baca: Jarang Muncul, Tak Disangka Beginilah Penampilan Audy yang Bikin Heboh Netizen: Pangling Banget!
Saat ditemui wartawan Tribun Jabar, Minggu (27/8/2017), Nenek Tembok tampak tidak begitu terbuka saat ditanya data pribadinya.
"Nama saya, Tembok saja," saat ditanya nama lengkapnya.
Begitu pun saat ditanya alamatnya di Kota Bandung, Nenek Tembok hanya menyebut di Sukajadi Dalam.
Sudah Sukses dan Kaya, Siapa Sangka Aktor Indonesia Ini Ternyata Dulunya Penjual Baju di Pasar! https://t.co/fNvMEKRlha via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 27, 2017
Mengenai alasan ia masih harus bekerja, Nenek Tembok mengaku terpaksa harus bekerja karena masih banyak tanggungan.
"Saya punya banyak cucu dan juga ibu saya masih hidup, jadi saya harus bekerja untuk membiayai mereka terutama biaya ibu saya," ujar nenek Tembok yang kini sudah berusia sekira 75 tahun.
Nenek Tembok mengatakan ibunya yang sudah berumur sekira 100 tahun hingga kini masih hidup dan tinggal di Brebes.
Di Brebes, lanjut Nenek Tembok, ibunya diurus oleh orang yang tiap bulan harus ia bayar.
Untuk membiayai keperluan ibunya yang sudah tidak bisa apa-apa, Tembok mengatakan rela mencari uang, meski harus banting tulang di bawa teriknya matahari.