Sukarno Pilih Tanggal 17 untuk Memproklamasikan Kemerdekaan, Ternyata Ada Alasan Mistik di Baliknya

Didesak terus menerus lantas membuat Sukarno marah dan disitulah ia mengatakan waktu yang tepat untuk proklamasi kemerdekaan adalah tanggal 17.

Penulis: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra | Editor: Futhuriyyah Rufaidah Mahendra
Kolase Tribun Jabar

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Futhuriyyah Mahendra

TRIBUNJABAR.CO.ID - Kemarin, Kamis (17/8/2017), seluruh lapisan masyarakat merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Setiap tahun, hari bersejarah itu selalu diperingati tepat di tanggal 17 Agustus dan diawali upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih di pagi hari.

Ternyata, terpilihnya tanggal 17 bukanlah tanpa sebab.

Mengingat saat itu Jepang telah menyerah pada sekutu, seharusnya Sukarno dan Mohammad Hatta bisa lebih cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Karena tak kunjung memproklamasikan kemerdekaan, para pemuda sata itu dibuat gerah dan menculik Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Chaerul Saleh dan pemuda lainnyalah yang mendatangi kediaman Sukarno di Pegangsaan Timur pada 15 Agustus 1945 sekira pukul 22.00.

Baca: HUT Ke-72 RI , Aher Tekankan Makna Demokrasi

Diculik pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 dan dipaksa oleh para pemuda, Sukarno tegas mengatakan dirinya masih belum mau.

Didesak terus menerus lantas membuat Sukarno marah dan disitulah ia mengatakan waktu yang tepat untuk proklamasi kemerdekaan adalah tanggal 17.

Satu di antara pemuda lainnya yaitu Sukarni tak sependapat dengan Sukarno dan bertanya mengapa tidak saat itu juga Sukarno memproklamasikan kemerdekaan, atau mengapa bukan di tanggal 16.

Baca: Tiba di Sabuga dan Disambut Rektor ITB, Menteri Susi: Maaf ya Saya Pakai Sendal

Dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, ternyata Sukarno punya alasan mistik di balik pilihan tanggalnya.

Sukarno merasa, meski tak bisa diterangkan menggunakan akal, tanggal 17 lebih memberikan harapan pada dirinya.

Sukarno beranggapan, 17 adalah angka suci, jatuh pada hari Jumat yang juga suci terlebih saat itu sedang bulan Ramadan.

Bung Besar juga mengaitkan hal itu dengan turunnya Alquran di tanggal 17 pada bulan Ramadan, dan muslim bersembahyang sebanyak 17 rakaat.

Kesimpulan yang dibuat Sukarno adalah kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia, oleh karena itu ia memilih tanggal tersebut untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Berikut potongan ucapan Sukarno dari dikutip dari tulisan Prof Dr H Dadan Wildan M.Hum, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI, di laman Kementerian Sekretariat Negara RI.

Baca: Di Hari Kemerdekaan, BJ Habibie Akui Dirinya Pernah Membenci Para Dokter. Begini Alasannya

"Saya seorang yang percaya pada mistik,

saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku.

Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik.

Angka 17 adalah angka suci.

Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita.

Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci.

Al-Qur'an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia."

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved