Persib Bandung

Flare Persib sampai Tragedi Kanjuruhan: Media Asing Sebut Penyebab Suporter Belum Bisa Tandang

Meski waktu telah berlalu, aturan mengenai larangan suporter tamu masih belum dicabut hingga kini.

Tribunnews/Abdul Majid
FLARE DI STADION GBLA - Para suporter Persib Bandung menyalakan flare usai laga Persib Bandung vs Persis Solo di Stadion GBLA, Gedebage, Bandung, Sabtu (24/5/2025). Tribunnews/Abdul Majid 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Super League musim 2025/2026 kembali digelar dengan nuansa penuh sorotan, salah satunya terkait aturan ketat yang melarang kehadiran suporter tandang. Kebijakan ini sejatinya telah diterapkan sejak tragedi memilukan di Kanjuruhan pada 2022 silam.

Kala itu, dunia sepak bola nasional sempat terhenti cukup lama. Ancaman sanksi berat dari FIFA pun hampir menimpa Indonesia akibat tragedi yang menewaskan ratusan nyawa tersebut.

Namun meski waktu telah berlalu, aturan mengenai larangan suporter tamu masih belum dicabut hingga kini.

Di tengah situasi itu, kelompok pendukung klub tetap menunjukkan eksistensi mereka. Walau dilarang membawa atribut kebanggaan, mereka tetap berusaha hadir di stadion lawan untuk memberikan dukungan moral kepada tim pujaan.

Pihak penyelenggara, I.League, sempat memberikan janji bahwa larangan ini akan dievaluasi. Namun, hingga kompetisi baru dimulai, kebijakan tersebut tetap berlaku sehingga suporter tamu belum diizinkan hadir di tribun tandang.

Fenomena ini bahkan menjadi perhatian media asing. The Guardian, surat kabar ternama asal Inggris, mengulas khusus tentang aturan larangan suporter tandang di Indonesia.

Sejumlah oknum bobotoh menyalakan flare menjelang akhir pertandingan Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 2024-2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (23/9/2024).
Sejumlah oknum bobotoh menyalakan flare menjelang akhir pertandingan Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 2024-2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (23/9/2024). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Dalam laporannya, mereka menilai bahwa FIFA masih menaruh perhatian penuh terhadap perkembangan sepak bola Tanah Air dengan mendirikan kantor perwakilan di Jakarta pasca tragedi Kanjuruhan.

"Masalah utama adalah larangan bagi suporter tim tamu."

"Larangan ini telah berlaku sejak tragedi 2022. FIFA telah mendirikan kantor di Jakarta untuk mengawasi peningkatan standar keamanan," tulis laporan The Guardian dilansir BolaSport.com, 1 Oktober 2025.

Media tersebut bahkan menyoroti secara khusus kiprah Persib Bandung. Pada laga pamungkas musim lalu, ketika Maung Bandung tampil dan memastikan gelar juara, pendukungnya menyalakan flare di tribun.

Momen itu sempat menghentikan jalannya pertandingan sebanyak dua kali.

Peristiwa tersebut disebut sebagai salah satu faktor mengapa otoritas akhirnya tetap mempertahankan larangan suporter tandang di Super League musim ini.

"Organisasi tersebut (FIFA), menurut laporan, siap mencabut larangan tersebut untuk musim baru."

"Tetapi berubah pikiran setelah pejabatnya menghadiri pertandingan final musim lalu dan suporter Persib Bandung, yang merayakan kemenangan gelar mereka, melepaskan flare dan kembang api yang dua kali menghentikan pertandingan," lanjutnya.

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. (SURYA/PURWANTO)

Di sisi lain, perhatian publik kini juga tertuju pada perjalanan timnas Indonesia. Skuad Garuda tengah berjuang di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

Capaian timnas membuat wajah sepak bola nasional tetap diperhitungkan, meski di level kompetisi domestik masih menyisakan berbagai persoalan.

Salah satu isu yang belum terselesaikan adalah soal keterlambatan pembayaran gaji pemain.

"Masih ada laporan tentang gaji yang dibayarkan terlambat atau bahkan tidak dibayarkan sama sekali.

"Tim nasional mungkin berada di peringkat 12 teratas di Asia dan pertama di ASEAN, tetapi Super League berada di peringkat 25 di benua ini dan keenam di wilayahnya sendiri.

"Rebranding menjelang musim ini menjanjikan untuk mendatangkan lebih banyak sponsor dan pendapatan siaran, tetapi ini masih awal," terangnya.

Jika Indonesia berhasil menembus putaran final Piala Dunia 2026, hal tersebut diyakini bisa menjadi momentum besar untuk memperbaiki reputasi sepak bola Tanah Air di mata dunia.

Namun, bayang-bayang tragedi Kanjuruhan masih belum hilang sepenuhnya. Korban dan keluarga masih terus mendesak adanya penyelidikan yang lebih transparan, kendati stadion Kanjuruhan sendiri kini sudah kembali digunakan Arema FC.

"Masih ada masalah-masalah tersebut. Meskipun Piala Dunia tidak akan menyelesaikan semuanya.

"Itu akan menjadi tanda kemajuan lain dan yang terbesar sejak hari tergelap tiga tahun lalu," tutupnya.

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved