Berita Viral

Video Video Penari Dolalak Dangdutan di Panggung Maulid Nabi Wonosobo, Panitia: Lupa Lepas Banner

Sebuah video menayangkan penari Dolalak dangdutan di acara Maulid Nabi di Wonosobo, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TikTok @garenktjr
BERJOGET - Sebuah video yang menampilkan penari Dolalak berjoget di panggung acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Mutisari, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, viral di media sosial. 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video menayangkan penari Dolalak dangdutan di acara Maulid Nabi di Wonosobo, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan oleh akun TikTok @garenktjr.

Dalam video yang dibagikan, terlihat sekumpulan penari Dolalak yang berjoget di atas panggung.

Di belakang panggung tersebut, terpampang banner bertuliskan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Tahun 2026 Masehi/1447 Hijriah.

Sebagai informasi, Dolalak adalah tarian tradisional di Jawa Tengah, yang lahir dari akulturasi budaya Jawa dan Belanda pada masa kolonial, dengan gerakan terinspirasi dari pencak silat dan dansa.

Selain para penari Dolalak, ada juga penyanyi serta pria yang naik ke atas panggung untuk ikut berjoget.

Pria lainnya yang berseragam TNI pun turut naik ke atas panggung untuk merekam para penari lebih dekat.

Sontak, video tersebut pun membuat warganet bertanya-tanya mengapa sampai ada acara dangdutan di sebuah acara pengajian.

Baca juga: Viral Momen Sule Ditilang Dishub karena Tak Bawa Surat KIR saat Mau Syuting: Jangan Dilama-lamain

Klarifikasi Panitia

Dilansir dari Kompas.com, peristiwa itu terjadi di Desa Mutisari, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Salah satu panitia acara, Soli, mengatakan bahwa pertunjukan dangdutan dan Dolalak digelar di waktu yang berbeda dengan pengajian Maulid Nabi.

Soli mengatakan, acara Dolalak berlangsung malam hari setelah pengajian selesai.

"Panitia lupa melepas banner pengajian saat acara itu berlangsung. Baru sadar setelah acara dangdutan usai,” kata Soli, Kamis (25/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Warga Mutisari, Samsul, menambahkan bawa pertunjukan Dolalak adalah inisiatif para pemuda untuk memberi hiburan kepada warga.

"Acara Ndolalak dimulai pukul 21.00 WIB, sedangkan pengajian Maulid Nabi sudah selesai sejak siang, pukul 09.00 sampai 13.00 WIB. Jadi tidak bersamaan," ujarnya.

Samsul menerangkan, pertunjukan Dolalak itu untuk pertama kalinya digelar di dusunnya.

Panitia juga menegaskan tidak ada niat melecehkan agama. 

Banner pengajian dibiarkan tetap terpasang karena lokasinya dekat tebing sehingga lebih aman bila tidak dilepas.

Untuk meredam polemik, pihak Polsek dan Koramil Watumalang dijadwalkan memanggil panitia serta pihak terkait pada Kamis malam. 

Pertemuan itu diharapkan bisa menyamakan persepsi dan menenangkan situasi yang telah telanjur viral di media sosial.

Sejarah Tari Dolalak 

Dilansir dari Kompas.com, tari Dolalak muncul sebagai tiruan dari gerakan dansa para serdadu Balanda.

Baca juga: Viral, Pemuda Spill Gaji Kerja Jadi Pencuci Tray MBG, Nominalnya Disorot Kontras dengan Guru Honorer

Pengembangan tarian ini dilakukan oleh tiga orang pemuda dari Sejiwan, Kecamatan Loano, Purworejo. 

Mereka bernama Rejotaruno, Duliyat, dan Ronodimejo. 

Ketika pemuda tersebut yang mengembangkan kesenian Belanda menjadi kesenian masyarakat setempat. 

Dalam perjalanan waktu, tari Dolalak mengalami perubahan dan pengembangan.

Tari Dolalak pertama kali dipentaskan pada tahun 1915. Pementasan kesenian ini sempat turun pada tahun 1940-an. 

Kemudian sebelum 1968, semua penari Dolalak adalah laki-laki dewasa yang berjumlah 10 hingga 16 orang. 

Setelah itu, tari Dolalak baru dibawakan oleh penari perempuan. 

Pergeseran peran tersebut disebabkan penari perempuan lebih energik dalam menampilkan tarian.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Bayu Apriliano)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved