Uji Coba Traffic Light AI Tak Akan Efektif Urai Kemacetan, Pakar ITB: Tahun 2000 Sudah Diterapkan

Pemerintah Kota Bandung sedang menguji coba penerapan traffic light menggunakan artificial ontelligence (AI).

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
MACET - Foto arsip ilustrasi yang memperlihatkan kendaraan bermotor berjalan merayap dan terjebak kemacetan di Jalan Dr Djunjunan, tidak jauh dari Gerbang Tol Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/10/2025). Pemerintah Kota Bandung sedang menguji coba penerapan traffic light menggunakan artificial ontelligence (AI). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung sedang menguji coba penerapan traffic light menggunakan artificial ontelligence (AI).

Teknologi itu sudah diuji coba di persimpangan Pasteur selama kurang lebih dua bulan.

Dengan AI tersebut, nyala lampu merah dan lampu hijau akan tergantung kepadatan arus lalu lintas, namun, Dinas Perhubungan belum bisa memastikan terkait efektifitasnya.

Namun pengamat transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono, menilai uji coba penerapan traffic light AI di Kota Bandung tidak akan efektif mengurai kemacetan.

Sony mengatakan, teknologi yang luar biasa itu sudah lama ada, tetapi dengan nama adaptif traffic light dan pada teknologi ini terdapat camera yang membaca volume kendaraan, sehingga jika antrean kendaraan panjang, maka lampu hijau akan menyala lebih lama.

Baca juga: Ada yang Janggal di Latihan Persib, Bobotoh Tak Temukan Sosok Rp8,69 Miliar di Lapangan

"Itu tahun 2000-an sudah banyak diterapkan, tetapi secara signifikan mengurangi kemacetan tidak, karena kemacetan di Kota Bandung itu jumlah kendaraannya sudah kebanyakan," ujarnya saat dihubungi, Jumat ( 14/11/2025).

Dia mencontohkan, kendaraan di simpang Pasteur dan Soekarno Hatta, jumlah kendaraannya sudah terlalu penuh, sehingga kalaupun menggunakan traffic light AI tetap tidak akan signifikan mengurangi kemacetan.

"Mungkin sedikit lebih lancar, tapi tidak akan hilang sama sekali kemacetannya karena tetap penyebab macet itu karena mobilnya banyak. Mau pakai AI atau apa, selama mobilnya masih banyak, ya enggak akan signifikan, apalagi saat weekend tetap akan macet," kata Sony.

Kendati demikian, Sony juga menilai penerapan traffic light AI tersebut akan terasa manfaatnya di waktu tertentu. Tetapi alat tersebut hanya akan berfungsi saat kondisi arus lalu lintas tidak terlalu padat.

"Kalau saat tidak sibuk terasa manfaatnya, tapi kalau lagi macet-macetnya seperti di Pasteur saat Sabtu pagi dan Jumat sore itu lalu lintas lagi tinggi tingginya, maka adaptif traffic light tidak akan banyak membantu, cuma mengurangi saja," ucapnya.

Atas hal tersebut, kata Sony, selain menggunakan teknologi AI, harus ada upaya dari Pemkot Bandung untuk mengurangi jumlah kendaraan. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu strategi paling efektif untuk mengurai kemacetan.

"Caranya mendorong orang agar mau menggunakan angkutan umum, jadi Pemkot Bandung harus serius dalam menyiapkan angkutan umum untuk masyarakat kalau ingin mengurangi kemacetan," kata Sony.

Namun di sisi lain, Sony juga mendorong agar Pemkot Bandung untuk segera memperbaiki angkutan umumnya. Setelah itu, baru pemerintah mendorong warga untuk naik angkutan umum saat mereka akan beraktifitas.

"Karena enggak bisa sekarang mendorong orang naik angkutan umum karena bikin orang susah, jaringannya enggak ada, jadwalnya gak jelas, jadi kalau dipaksakan naik angkutan umum ya kasihan juga, jadi harus segera diperbaiki dulu," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved