Pensiun Bukan Akhir, Eks PNS di Bandung Sukses Bangun Warung Berkah dengan Modal Minim

Imas ingin warung ini mempermudah akses kebutuhan sehari-hari bagi warga Antapani, Kota Bandung. 

Penulis: Nappisah | Editor: Ravianto
nappisah/tribunjabar
PENSIUNAN PNS - Toko SNA milik Imas, pensiunan PNS yang memilih tetap produktif dengan membuka Warung Mantap Sejahtera di Antapani, Kota Bandung. Tribun Jabar / Nappisah. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masa pensiun kerap dianggap sebagai titik akhir aktivitas produktif bagi sebagian orang. 

Namun, bagi Imas Sukmariah, pemilik Toko Sidik Nur Amanah (SNA), pensiun justru menjadi pintu awal untuk menekuni dunia wirausaha yang telah lama menjadi passion-nya bersama sang suami. 

Setelah puluhan tahun mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Imas kini membangun Warung Mantap Sejahtera dan Agen Club Mantap Toko SNA di kawasan Antapani, Kota Bandung.

“Sejak dulu, bahkan sebelum punya toko, saya sudah senang berwirausaha. Dulu sistemnya masih manual, kalau ada teman butuh barang, saya yang carikan,” tutur Imas, di Arcamanik, Kota Bandung, Minggu(20/9/2025). 

Warung yang ia bangun bukan sekadar tempat mencari tambahan penghasilan, melainkan juga sarana berbagi manfaat. 

Imas ingin warung ini mempermudah akses kebutuhan sehari-hari bagi warga Antapani, Kota Bandung

“Banyak pelanggan anak-anak. Mereka jadi enggak perlu nyebrang jauh-jauh untuk beli barang kecil. Ini sekaligus mendekatkan warung dengan masyarakat sekitar yang di belakang, karena itu katanya.

Meski ia satu-satunya dari keluarganya yang menjadi PNS, Imas mengaku jiwa berdagang sudah ditanamkan sejak kecil. 

“Keluarga saya di Soreang rata-rata pedagang, dari kain, emas, sampai ikan asin. Dari kecil saya sudah terbiasa membantu kakek jualan di pasar,” kenangnya.

Baginya, berwirausaha bukan sekadar soal keuntungan, melainkan bentuk ibadah dan amal jariyah. Sebab, sebagian hasil usaha akan dialokasikan untuk mendukung yayasan yang ia dirikan bersama suami di Cicalengka, khususnya untuk pendidikan dini dan tahfiz Quran.

Bagi Imas, membuka warung bukan sekadar bisnis. Ini adalah cara untuk terus berkarya, membantu sesama, sekaligus menjaga keberkahan hidup setelah purna tugas.

“Insya Allah rezeki itu datang dari Allah. Yang penting kita ikhtiar. Jangan takut memulai usaha. Tidak harus punya ruko besar, garasi motor pun bisa jadi warung. Yang penting halal, jangan sampai karena kebutuhan ekonomi malah tergoda mencari tambahan dengan cara yang salah,” ujarnya.

Kehadiran warung ini tidak lepas dari dukungan Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap), lembaga keuangan yang memang berfokus pada pemberdayaan pensiunan ASN, TNI, dan Polri.

Widi Nugroho, Direktur IT dan Digital Bank Mandiri Taspen, mengatakan bahwa program warung pensiunan merupakan bagian dari tiga pilar Mandiri Taspen, memberikan kontribusi positif, serta terciptanya lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya pensiunan yang sehat, aktif dan sejahtera.

“Sekitar 85 persen pensiunan tidak siap saat penghasilan bulanan berhenti. Program ini hadir agar mereka tetap aktif, sehat, dan sejahtera. Warung Mantap Sejahtera adalah salah satu upaya memberi mereka peluang usaha dengan modal relatif kecil tapi potensi berhasilnya tinggi,” ujarnya.

Widi menuturkan, program ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Mandiri Taspen dengan mitra Indogrosir dan Indofood Club melalui pembukaan gerai Warung Mantap Sejahtera dan Agen Club Mantap Toko SNA milik Imas. 

Selain itu, setiap warung mendapat pendampingan, pemantauan via aplikasi, hingga promo reguler dari mitra grosir. Dari 200 warung yang sudah berjalan, hampir semuanya sukses bertahan.

Bank Mandiri Taspen sendiri membuka peluang besar bagi pensiunan yang ingin mengikuti jejak Imas. Dengan paket usaha mulai Rp15 juta, pensiunan bisa menjalankan warung, laundry, hingga frozen food. 

Yang membedakan program ini dari model waralaba lainnya adalah pendampingan intensif yang diberikan Bank Mantap. Nasabah dibekali sistem Point of Sales (POS) yang terintegrasi, dipantau langsung oleh mitra seperti Indogrosir, serta mendapat pelatihan dan strategi penjualan.

“Kunci sukses program ini adalah pendampingan. Dari 200 toko yang berjalan, hampir 100 % masih aktif. Hanya dua yang berhenti, dan itu karena faktor eksternal seperti kebakaran dan pencurian,” tambah Widi.

Selain itu, modal awal juga disesuaikan dengan kemampuan para pensiunan. Paket usaha bisa dimulai dari Rp15 juta, bahkan ada opsi gratis bagi nasabah yang menempatkan dana di Bank Mantap.

Semua pembiayaan usaha di Bank Mantap berbasis payroll pensiun, menjadikan risiko kredit nyaris nol. Bahkan selama masa pandemi, NPL (Non Performing Loan) Bank Mantap tercatat 0 % , karena pembayaran dilakukan otomatis melalui pemotongan gaji pensiun.

“Kami adalah salah satu bank dengan tingkat NPL terendah di industri,” kata Widi.

Tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan jumlah mitra baru minimal lima entitas per tahun, termasuk rencana kerja sama dengan brand kopi dan kuliner seperti Tahu Go dan Kopi Lain Hati.

Program ini tidak hanya fokus pada warung, tapi juga berbagai jenis usaha lain yang mudah dijalankan, punya risiko rendah, dan bisa diwariskan ke anggota keluarga jika pensiunan wafat. (*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved