Kenal Lebih Dekat dengan Sesar Lembang, BPBD Kota Bandung Ajak Warga ke Titiknya Langsung

Lebih dari 60 orang berdiri di Gunung Batu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang merupakan titik KM 16 dari Sesar Lembang.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
DENGAR PENJELASAN - Peserta geotrack Sesar Lembang sedang mendengarkan penjelasan saat berada di Gunung Batu, Lembang, Bandung Barat, Minggu (24/8/2025). 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Lebih dari 60 orang berdiri di Gunung Batu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang merupakan titik KM 16 dari Sesar Lembang. Mereka tepat berada di satu titik urat Sesar Lembang yang bentangannya mencapai 29 kilometer.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengatakan, kegiatan bertema geotrack kali ini merupakan langkah untuk mengenal lebih dekat terhadap Sesar Lembang.

"Intinya kita ingin mengedukasi secara langsung di lokasi. Biasanya orang Indonesia itu kalau belum melihat langsung biasanya kurang percaya. Orang ada teroris saja dinonton, gitu ya. Jadi itu poinnya," kata Didi di Gunung Batu, Lembang, KBB, Minggu (24/8/2025).

Didi mengungkapkan, pihaknya melibatkan sejumlah komunitas, relawan, masyarakat umum, hingga peneliti Sesar Lembang dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Rahmawan Daryono. Para peserta mendengar langsung bagaimana langkah-langkah mitigasi hingga mengenal lebih dalam terkait Sesar Lembang.

"Kami juga ingin mendapatkan penjelasan dari ahlinya, Kang Mudrik. Jadi Kang Mudrik menjelaskan di sini, Sesar Lembang itu kejadiannya seperti apa, fungsinya seperti apa, kemudian kalau ada dampak negatifnya, besarannya berapa," ungkapnya.

Dedi menambahkan, ada tren positif di masyarakat terhadap isu-isu Sesar Lembang. Kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap kebencanaan terus meningkat.

Baca juga: Antisipasi Aktivitas Sesar Lembang, Desa-Desa di Kaki Gunung Burangrang Wajib Siaga

"Ini kita batasi kuota kegiatan, tapi yang ikut lebih banyak, lebih dari 60. Kemudian permintaan untuk edukasi terkait bencana khususnya Sesar Lembang sudah banyak sekali, full satu minggu," ucap dia.

Geotrack Sesar Lembang merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh BPBD Kota Bandung yang bertujuan untuk memetakan secara komprehensif titik-titik rawan, jalur evakuasi, dan lokasi paling terdampak, guna memperkuat mitigasi bencana.

Geotrack dilakukan dengan melakukan penyusuran jalur Sesar Lembang oleh petugas dan praktisi, menjadi bagian dari upaya kolaboratif untuk memastikan kesiapan Kota Bandung menghadapi ancaman gempa.

Sesar Lembang adalah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mengalami pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor yang kira-kira memiliki jarak sekitar 29 kilometer.

Sesar Lembang menggeliat belum lama ini dengan adanya gempa bumi. Sesar Lembang diyakini menyimpan tenaga dahsyat berbentuk gempa bumi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Titik evakuasi

Pemkot Bandung telah menyiapkan enam titik evakuasi, menyusul kondisi Sesar Lembang yang kembali menunjukkan keaktifannya hingga terjadi beberapa kali gempa di Bandung Raya.

Langkah tersebut dilakukan karena Pemkot Bandung menaruh perhatian serius terhadap potensi bencana gempa Sesar Lembang yang letaknya sangat dekat dengan kawasan perkotaan dan padat penduduk.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengatakan pihaknya telah menyiapkan titik evakuasi sesuai Perda Nomor 5 Tahun 2022 yakni Taman Tegallega, Stadion GBLA, Gasibu, Alun-alun Bandung, Sabuga, dan Lapangan Olahraga Arcamanik.

Baca juga: Warga Sekeloa Jalani Simulasi Gempa Sesar Lembang, Wali Kota Bandung Pukul Kentongan Peringatan

"Semua lokasi ini dipetakan agar masyarakat punya rujukan jelas saat harus menyelamatkan diri," ujar Erwin, Jumat (22/8/2025).

Dia mengatakan, potensi bencana gempa bumi yang dipicu Sesar Lembang tersebut tidak bisa dianggap sepele karena dampaknya bisa meluas ke infrastruktur, ekonomi, hingga sosial masyarakat.

"Karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif," katanya.

Potensi ancaman gempa Sesar Lembang ini, kata dia, telah masuk dalam program prioritas RPJMD Kota Bandung, sehingga Pemkot Bandung pembentukan BPBD sebagai lembaga khusus penanggulangan bencana.

"Dengan begitu koordinasi lintas sektor bisa berjalan lebih optimal. Langkah konkret lainnya adalah pemetaan wilayah rawan gempa bekerja sama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB," ucap Erwin.

Erwin mengatakan, dengan pemetaan tersebut, tentu pemerintah dapat memprioritaskan daerah berisiko tinggi untuk pembangunan maupun edukasi masyarakat.

Edukasi kesiapsiagaan, kata Erwin, terus digencarkan dengan mengadakan simulasi evakuasi di sekolah, kantor, hingga lingkungan warga. Sehingga dia mendorong upaya latihan itu benar-benar dipraktikkan, bukan sekadar teori.

Menurutnya, kolaborasi dengan akademisi dan komunitas menjadi kunci keberhasilan mitigasi, sehingga dia pun mengingatkan masyarakat untuk tidak panik, tetapi juga tidak lengah.

"Kesiapsiagaan bukan berarti menakut-nakuti, melainkan langkah bijak melindungi diri dan keluarga. Mulailah dari hal kecil, seperti tahu jalur evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana," katanya.

Pantuan udara, penampilan baru Taman Tegallega Bandung, Sabtu (5/1/2019)
Pantuan udara, penampilan baru Taman Tegallega Bandung, Sabtu (5/1/2019) (Tribun Jabar/ Syarif Pulloh Anwari)

7 Gempa dalam 2 Bulan

Dilansir Kompas.com, BMKG melaporkan adanya peningkatan aktivitas seismik di segmen barat Sesar Lembang yang memicu rentetan gempa bumi di wilayah Bandung Raya dalam dua bulan terakhir.

Gempa pertama tercatat terjadi pada 29 Juni 2025 di wilayah Kota Cimahi dengan magnitudo 2,7. Selanjutnya gempa susulan bermagnitudo 1,8 mengguncang pada 24 Juli, disusul magnitudo 2,1 pada 28 Juli.

Pada 14 Agustus 2025, guncangan kembali dirasakan dengan kekuatan magnitudo 1,9 berpusat di Kabupaten Bandung Barat, lalu gempa magnitudo 1,8 terjadi pada 15 Agustus. Gempa berkekuatan magnitudo 2,3 mengguncang Bandung Raya pada 19 Agustus 2025.

Terbaru, gempa bumi berkekuatan M 1,7 terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/8/2025) pukul 12.28 WIB.

“Kami ingatkan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

Daryono menjelaskan, Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang hingga Padalarang termasuk sesar aktif yang bisa memicu gempa kapan saja. 

“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar yang aktif, jadi kapan saja bisa rilis (memicu gempa),” ujarnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved