Pasar Seni ITB 2025 Bakal Hadir Lagi dengan Skala Lebih Besar, Catat Waktunya

Institut Teknologi Bandung (ITB) bakal kembali menggelar pasar seni ITB 2025 dengan format baru dan lebih inklusif serta berskala besar.

Tribun Jabar/ Putri Puspita Nilawati
SALING SENGGOL - Foto arsip sejumlah pengunjung memnuhi area tenant hasil kreasi mahasiswa dan alumni  Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB yang menghadirkan pernak-pernik unik hingga alunan musik di acara Saling Senggol. Acara ini merupakan pre-event Pasar Seni ITB yang berlangsung di Gedung CAD ITB Ganesha pada Sabtu (16/8/2025) dan terbuka untuk publik. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) bakal kembali menggelar pasar seni ITB 2025 dengan format baru dan lebih inklusif serta berskala besar.

Hal itu diungkap Wakil Rektor bidang komunikasi, kemitraan, kealumnian, dan administrasi ITB, A Rikrik Kusmara

Dia menyampaikan pasar seni ITB 2025 tidak lagi sebatas acara mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), melainkan perayaan seni yang diinisiasi oleh seluruh sivitas akademika ITB. 

"Kalau dahulu acaranya hanya di FSRD dan identik dengan mahasiswa, sekarang kami scale up menjadi acara ITB, bahkan berskala nasional. Transformasi ini penting karena industri kreatif Indonesia berkembang sangat pesat dan menjadi salah satu pilar ekonomi,” ujarnya, kemarin.

Lebih lanjut, Rikrik menyebut pasar seni tahun ini mengusung tema setakat lekat. Pasar Seni ITB 2025 menekankan keberagaman praktek seni lintas disiplin, komunitas, dan generasi.

Baca juga: Rute Angkot Feeder Metro Jabar Trans di Kota Bandung, Gratis sampai 8 Oktober 2025, Cek Caranya

Sejumlah pameran LIGA KMSR ITB yang menghadirkan nama-nama seniman besar dan kolektif, di antaranya Entri Soemantri, Tisna Sanjaya, Wiyoga Muhardanto, Isa Perkasa, Ajiba Haq, Nia Gautama, Renitta Karuna, Tactic Plastic, Studio Pancaroba, hingga Arsya Ardiansyah.

Tahun ini Pasar Seni ITB pun menghadirkan 257 tenant seni, kuliner, dan kreatif, lima foodtruck, serta berbagai fasilitas interaktif mulai peta navigasi digital, hingga area interaksi komunitas.

Rikrik menekankan transformasi Pasar Seni ini juga bertujuan menciptakan multiplier effect bagi Kota Bandung. 

"Kalau kami lihat di Yogyakarta dengan Art Jog atau di Jakarta dengan Art Jakarta, festival seni memberikan dampak besar bagi kota penyelenggara, mulai hotel, restoran, hingga transaksi ekonomi. Bandung pun harus bisa merasakan dampak positif itu lewat Pasar Seni ITB,” katanya.

Rikrik berharap Pasar Seni dapat berkembang menjadi festival bertaraf internasional, lantaran festival seni selalu menjadi indikator kota yang bahagia. 

"Dengan Pasar Seni ITB 2025, kami ingin menunjukkan bahwa Bandung mampu menjadi pusat festival seni berskala nasional, bahkan internasional,” ujarnya.

Ketua Umum Pasar Seni ITB 2025, Zusfa Roihan menyebut festival ini bukan sekadar selebrasi seni rupa, tetapi juga momentum kebersamaan. 

"Pasar Seni bukan sekadar perayaan seni rupa, tetapi momentum lintas batas yang menyatukan seniman, masyarakat, dan berbagai sektor untuk bergerak bersama. Kami berharap pesan ini bisa sampai lebih luas lagi,” ujarnya.

Dekan FSRD ITB, Kahfiati Kahdar menekankan pentingnya kesinambungan tradisi Pasar Seni yang telah menjadi ikon budaya Bandung sejak puluhan tahun lalu.

Pasar Seni ITB 2025 dijadwalkan berlangsung pada 18-19 Oktober 2025 di kawasan ITB Kampus Ganesha, menghadirkan ribuan pengunjung, ratusan tenant, serta rangkaian acara seni yang dirancang inklusif dan berkelanjutan.(*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved