''Ini Paling Parah,'' Nasib Pedagang Pasar Kalipucang Pangandaran Bertahan di Tengah Banjir

Aktivitas jual beli pun lumpuh dan para pedagang pasar hanya bisa pasrah menghadapi sepinya pembeli.

Penulis: Padna | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun jabar/ Padna
TERDAMPAK BANJIR - Seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Lia Risna (33) yang mengeluhkan kondisi banjir akibat luapan sungai Citanduy, Rabu (12/11/2025) 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Sudah tiga hari lamanya Pasar Tradisional Kalipucang di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dikepung banjir. Sejak Senin (10/11/2025) pagi, debit air terus meninggi hingga mencapai setengah meter. 

Aktivitas jual beli pun lumpuh dan para pedagang pasar hanya bisa pasrah menghadapi sepinya pembeli.

Di antara genangan air dan kios yang terendam, masih ada pedagang yang bertahan membuka lapak. 

Seorang pedagang sayuran, Lia Risna (33), setiap hari menggantungkan hidup dari hasil jualannya di pasar tradisional Kalipucang.

Baca juga: Pemkab Bandung Siapkan 8 Startegi Tangani Banjir di Dayeuhkolot, Dimulai Januari 2026

"Biasanya bisa dapat untung sampai Rp2 00 ribu sehari. Sekarang, boro-boro Rp 50 ribu, pembeli aja hampir nggak ada," ujar Lia kepada Tribun Jabar sambil merapihkan barang dagangannya.

Ia menyebut, banjir kali ini adalah yang terparah selama dirinya berjualan di pasar tradisional Kalipucang. 

"Dua tahun lalu memang sempat banjir, tapi nggak separah ini. Ini mah memang banjir paling parah," katanya. 

Meski sebagian pedagang memilih menutup kios dan mengungsi ke tempat lebih aman, Lia masih mencoba bertahan dengan memindahkan dagangannya ke pinggiran pasar yang sedikit lebih tinggi.

Namun, upayanya itu tidak terlalu banyak membantu karena akses menuju pasar ikut terendam karena jalan raya nasional Kalipucang–Pangandaran yang menjadi jalur utama juga tertutup air. 

"Jadi, banyak warga di sekitar pasar tradisional Kalipucang enggak datang berbelanja. Ya, mungkin ini cobaan dari Allah SWT," ucap Lia.

Hal serupa dialami Aki (58) pedagang kupat tahu yang biasanya ramai pembeli.

"Kemarin masih ada lima orang yang beli, sekarang mah boro-boro. Sejak pagi belum ada yang datang," ujarnya. 

Aki pun berharap ada langkah nyata dari pemerintah agar banjir di pasar tersebut tidak terus berulang setiap tahunnya.

Baca juga: Pasar Tradisional Kalipucang di Pangandaran Terendam Banjir, Ratusan Pedagang Gigit Jari

"Kalau mau aman, sungai Citanduy itu harus dinormalisasi, tanggulnya diperbaiki. Soalnya kalau air sungai meluap ditambah pasang laut, ya pasti banjir lagi," kata Ia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved