Program MBG Dorong Kenaikan Inflasi Jawa Barat pada Oktober 2025: Kebutuhan Telur dan Ayam Meningkat

Pemerintah Provinsi pun akan melakukan berbagai upaya agar kenaikan harga dapat ditekan pada bulan berikutnya.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah relawan menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat turut menyumbang kenaikan inflasi di Jawa Barat pada Oktober 2025 secara bulanan month- to-month (mtm) mencapai 0,45 persen. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat, terdapat beberapa yang membuat kenaikan inflasi di Jabar, seperti emas perhiasan, emas dunia, makanan, minuman dan tembakau. 

Adapun untuk inflasi komoditas pokok, telur ayam ras inflasinya sebesar 0,08 persen, cabai merah 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen, dan jeruk 0,02 persen.

"Yang membuat inflasi Oktober naik itu pertama emas perhiasan yang naik signifikan di Oktober walau sempat dengar turun harga. Dan catatan peristiwa program MBG itu (ternyata) juga mengakibatkan kenaikan harga, (utamanya) di telur, kemudian daging ayam," ujar Plt Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Darwis Sitorus di Bandung, Rabu (12/11/2025).

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jabar, Herman Suryatman mengatakan, saat ini kebutuhan telur dan ayam tengah meningkat untuk kebutuhan dapur program MBG. 

Saat ini, kata Herman, sudah ada 2.131 dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Jabar. Sedangkan, ketersediaan dua komoditas tersebut belum mampu mengimbangi permintaan dari masyarakat.

"Makanya, kami sedang mengantisipasi agar (harga) telur dan ayam terkendali, karena punya potensi inflasi," ujar Herman.

Menurutnya, jumlah dapur MBG di Jabar diprediksi terus bertambah pada 2026 dengan target 4.600 SPPG. Herman memastikan, Pemerintah Provinsi harus mengantisipasi terjadinya inflasi dengan mengendalikan harga-harga. 

"Kalau harga terjangkau, pasti daya belinya naik. Makanya kami jaga tingkat konsumsi dan itu berdampak juga terhadap pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Pemerintah Provinsi, kata dia, akan melakukan berbagai upaya agar kenaikan harga dapat ditekan pada bulan berikutnya. Namun, Herman tidak merinci cara apa saja yang akan dilakukan dalam menekan kenaikan harga tersebut. 

“Kuncinya pengendalian inflasi dan inflasi sampai sekarang relatif terkendali di 2,63 persen, (year on year),” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved