Tragis, TKI Asal Sukabumi 16 Tahun Disiksa Majikan di Arab Saudi, Kini Tak Bisa Jalan Normal

Saodah mendapatkan penyiksaan majikannya selama 16 tahun bekerja menjadi asisten rumah tangga di Arab Saudi.

Tribun Jabar/ M Rizal Jalaludin
TKI DISIKSA - Saodah seorang TKI asal Sukabumi hanya bisa terbaring tidak bisa berjalan normal. Selama16 tahun menjadi TKI di Arab Saudi ia mengalami penyiksaan oleh majikannya. 

Kerabat Saodah, Ma’mun Mochamad Nawawi pun berupaya mencari informasi mengenai Saodah.

Ma'mun mengatakan, setelah 16 tahun tak kunjung mendapatkan kabar kondisi Saodah, ia nekat mendatangi penyalur atau PT yang memberangkatkan Saodah.

"Selama 16 tahun tidak ada kabar berita akhirnya minta tolong ke saya untuk mengusut keberadaan ibu S tersebut karena udah dianggap ibu S tersebut meninggal di Saudi, yang akhirnya dengan bekal nekad dan kepedulian saya datangi PT untuk meminta kabar keberadaannya dari ubu S tersebut," ucap Ma'mun.

Usaha Ma'mun pun membuahkan hasil, ia mendapatkan kontak majikan Saodah di Arab Saudi. Saat menghubungi majikan Saodah, Ma'mun dibuat terkejut karena sang majikan menyebutkan Saodah dirawat di rumah sakit.

"Waktu itu dalam keadaan koma, akhirnya kami di sini berdoa setiap malam, kita terus komunikasi dengan majikannya akhirnya di tanggal 25 Mei 2025, alhamdulillah ibu S dipulangkan atas dasar tekanan saya kepada majikannya, segera ibu S dipulangkan ke Indonesia dengan kondisi apapun," ujar Ma'mun.

Namun, nahas Saodah dipulangkan dalam keadaan penuh luka di tubuhnya. Bahkan mirisnya Saodah tidak mendapatkan gaji yang sesuai selama 16 tahun bekerja menjadi TKI di sana.

Baca juga: Viral, Kasus TKI Berulah Diduga Jadi Penyebab Kebakaran di Jepang, Pemicunya Bikin PMI Malu

"Cuma sangat disayangkan ternyata majikannya hanya memberikan gaji tidak setimpal dengan apa yang suda ibu S lakukan di Saudi selama 16 tahun, mendapatkan penganiayaan yang sangat berat, mengalami patah tulang paha sampai ke kaki, jahitannya kurang lebih 40 cm, belum luka dipunggung 2 kiri kanan," urai Ma'mun.

"Ibu S hanya dibekali 6 ribu riyal uang cash, dan cek 35 ribu bank Riyad, kita susah sekali di sini untuk mencairkannya, kita datangi bank di Sukabumi cek itu tidak bisa cair, kata pihak bank untuk bank Riyad itu tidak ada bank koresponden yang bisa mencairkan cek ini," kata Ma'mun.

Jika dirupiahkan, uang yang dibawa pulang Saodah itu berkisar Rp 140 juta. Padahal seharusnya selama 16 tahun bekerja Saodah bisa mendapatkan gaji sampai Rp 1 Miliyar.

Pihak keluarga pun berharap Pemerintah bertindak tegas. Keluarga Saodah pun meminta keadilan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Jadi kami mohon kepada pemerintah, terutama kepada Pak Dedi Mulyadi dan Bapak Presiden, kami menuntut keadilan untuk penderitaan gaji ibu S yang selama 16 tahun ini bekerja di Saudi Arabia," ujar Ma'mun.*

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved