Program Paket Ekonomi

Pemerintah Umumkan 17 Program Paket Ekonomi, Pengamat: Harus Tepat Sasaran dan Diawasi!

Pengamat ekonomi meminta Program 17 Paket Ekonomi yang digulirkan pemerintah harus diawasi

Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
capture video
AIRLANGGA HARTARTO - Pemerintah resmi mengumumkan 17 program paket ekonomi terbaru yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya beli masyarakat, dan memperluas penyerapan tenaga kerja.  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan paket ini merupakan hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto bersama jajaran menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2025). 

Di antaranya perpanjangan fasilitas PPh Final 0,5 persen bagi UMKM hingga 2029, PPh 21 DTP sektor pariwisata dan industri padat karya, serta diskon iuran JKK dan JKM bagi seluruh BPU.

Lima Program Penyerapan Tenaga Kerja

Program ini menargetkan penciptaan lapangan kerja besar-besaran, seperti:

• Operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dengan target menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja pada Desember.

• Kampung Nelayan Merah Putih dengan target jangka panjang 200.000 lapangan kerja.

• Revitalisasi tambak pantura seluas 20.000 hektar dengan target 168.000 tenaga kerja.

• Modernisasi 1.000 kapal nelayan yang diharapkan menyerap 200.000 pekerja.

• Replanting 870.000 hektar perkebunan rakyat oleh Kementan dengan target 1,6 juta lapangan kerja dalam 2 tahun.

Baca juga: Penjelasan 17 Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 yang Baru Diluncurkan Pemerintah: Termasuk Untuk Nelayan

Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, menilai langkah pemerintah ini positif untuk memacu sektor riil. 

“Saya kira itu kan dalam rangka untuk memperkuat daya beli dan juga memperkuat insentif bagi dunia usaha. Saya kira itu sangat positif,” ujarnya saat dihubungi, Tribunjabar.id, Senin (15/9/2025). 

Ia meyakini program ini tidak akan memicu kenaikan inflasi. 

“Kalau kita lihat penyebab inflasi sekarang sebagian besar karena kenaikan ongkos, seperti beras dan ayam. Jadi saya kira program ini justru bisa menurunkan cost dan menekan inflasi,” katanya.

Meski demikian, Acuviarta mengingatkan pentingnya ketepatan sasaran dan pengawasan. 

“Program ini sangat tergantung efektivitasnya kepada ketepatan penerima. Sektor yang menerima insentif harus benar-benar mengoptimalkan produksi sehingga efeknya terhadap perekonomian lebih besar,” ujarnya.

Mengenai target penyerapan tenaga kerja, ia menilai angka 1,6 juta di sektor 
replanting tenaga kerja dalam dua tahun dari program replanting cukup ambisius.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved