Harga Beras di Jabar

Ironi di Lumbung Padi Jabar: Pedagang Menjerit karena Harga Mahal, Warga Mengecer Beras di Subang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjual beras di Pasar Tradisional Subang mengeluhkan sepinya pembeli akibat kenaikan harga beras, Rabu (13/8/2025).

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Tingginya harga gabah di tingkat petani, membuat harga beras di Kabupaten Subang melambung naik, hingga menyebabkan jumlah belanja para pembeli menurun. 

Hal tersebut dikeluhkan oleh pedagang beras di Pasar Tradisional Subang yang mengaku angka pembelian di kiosnya menurun 50 persen.

"Akibat harga beras naik, saat ini pembeli beras di Pasar Tradisional Subang menurun drastis hingga 50 persen," ujar Dadi, pedagang beras di Pasar tradisional Subang, Rabu (13/8/2025).

Hal ini sungguh ironis, mengingat Kabupaten Subang merupakan produsen beras terbesar kedua di Jawa Barat setelah Karawang. BPS mencatat Subang yang berada di utara Bandung ini menghasilkan 559.546,34 ton beras pada 2024, sedangkan Karawang memproduksi 601.465,49 ton.

Dikatakan Dadi, naiknya harga beras membuat masyarakat membeli beras secara eceran atau ngeteng, tidak beli per karung.

"Sebelum harga gabah naik yang menyebabkan harga beras melambung, banyak masyarakat membeli beras secara eceran seliter dua liter hingga 5 liter," katanya.

"Sebelumnya harga beras naik, warga beli beras minimal perkarung baik ukuran 5, 10 maupun 25 kilo," imbuhnya.

Seorang pedagang di Pasar Ciwastra Bandung saat menjajakan beras, Rabu (13/8/2025). Beras saat ini stoknya mulai menipis dan harga naik. (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Sementara terkait pasokan, Dadi mengungkapkan sejauh ini pasokan beras masih normal namun mengalami kenaikan harga akibat harga gabah mahal mencapai Rp 800 ribu per kuintal.

"Harga beras sudah naik kisaran Rp 1.000 - Rp 1.500 per kilogram, harga beras premium saat ini mencapai Rp15.500 - Rp 16.000 perkilo dari sebelumnya hanya Rp14.000," ujarnya.

Sementara untuk beras medium saat ini harganya tembus Rp13.000 mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 perkilo.

"Harga beras biasa atau beras kualitas rendah saat ini mencapai Rp12.000 perkilogram," katanya.

Dadi berharap pemerintah bisa menurunkan harga gabah di tingkat petani agar harga beras bisa ditekan dan kembali normal.

"Kalau harga gabah di petani terus mahal, otomatis harga beras akan terus melambung apalagi saat ini, banyak pabrik beras yang tak produksi sehingga bisa mengancam pasokan beras di pasaran," pungkasnya.

Berita Terkini