TRIBUNJABAR.ID - Film animasi lokal kembali dapat sorotan dari warganet hingga viral di media sosial. Sayangnya kali ini bukan sorotan positif.
Film animasi lokal berjudul Merah Putih: One For All tersebut menuai kritik tajam dan dibandingkan dengan film animasi lain yang sama-sama karya anak bangsa, Jumbo.
Film yang lebih dulu dirilis, Jumbo, dipuji jadi tonggak baru animasi Indonesia. Visualnya mendapat acungan jempol dan jalan cerita yang menyentuh hati.
Baca juga: Fakta-fakta Film Animasi Merah Putih: One For All Senilai Rp6,7 Miliar yang Viral Tuai Kritikan
Sayangnya, Merah Putih: One For All tak mendapat pujian serupa. Film itu justru mendapat banyak kritik hingga jadi 'bulan-bulanan' warganet di media sosial.
Apa perbedaan animasi Jumbo dan Merah Putih: One For All?
Budget
Merah Putih: One For All digarap dengan anggaran Rp 6,8 miliar. Film animasi tersebut digarap dalam waktu kurang dari dua bulan.
Kritik keras dilayangkan karena anggarannya yang besar, namun tidak sebanding dengan kualitasnya. Kualitas film ini dinilai buruk dan kaku.
Sementara itu, film Jumbo (2025) yang banjir pujian diproduksi jauh lebih lama, yaitu selama 5 tahun oleh lebih dari 400 kreator lokal.
Sementara itu, perkiraan Jumbo menelan anggaran produksi Rp 40-70 miliar.
Diperkirakan, pendapatan kotor Jumbo mencapai Rp 360-380 miliar, menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa.
Baca juga: Fakta-fakta Film Animasi Merah Putih: One For All Senilai Rp6,7 Miliar yang Viral Tuai Kritikan
Genre & Tema
Jumbo
Fantasi petualangan, persahabatan, kepercayaan diri
Merah Putih: One For All
Nasionalisme, persatuan anak-anak Nusantara
Sutradara
Jumbo
Ryan Adriandhy (komika, debut penyutradaraan)
Merah Putih: One For All
Endiarto & Bintang Takari
Studio Produksi
Jumbo
Visinema Studios
Merah Putih: One For All
Perfiki Kreasindo (Yayasan Usmar Ismail)
Respon Publik
Film Jumbo
Pujian luas, jadi benchmark animasi lokal
Merah Putih: One For All
Kritik tajam, jadi bahan meme dan perdebatan
Sinopsi Merah Putih: One For All
Film ini mengisahkan:
Sebuah desa yang bersiap menyambut Hari Kemerdekaan.
Tiga hari sebelum upacara, bendera pusaka Merah Putih hilang secara misterius.
Delapan anak dari latar budaya berbeda (Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa) membentuk “Tim Merah Putih”.
Mereka menjalani misi heroik untuk menemukan dan mengibarkan kembali bendera tersebut tepat pada 17 Agustus.
Sinopsis Jumbo
Film ini mengisahkan:
Don, anak yatim piatu berusia 10 tahun yang bertubuh besar dan sering diejek dengan sebutan “Jumbo”.
Ia memiliki buku dongeng warisan orang tuanya yang menjadi sumber inspirasi dan pelarian dari dunia yang tidak ramah.
Don ingin membuktikan dirinya dengan mengikuti pertunjukan bakat, menampilkan sandiwara panggung berdasarkan buku dongeng tersebut.
Namun, buku itu dicuri oleh seorang perundung bernama Atta.
Dalam pencariannya, Don bertemu Meri, seorang anak dari dunia lain yang juga mencari orang tuanya.
Petualangan ajaib pun dimulai, mengajarkan Don tentang persahabatan, keberanian, dan kepercayaan diri.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com