Sosok Daffa Fasya, Kiper Asal Majalengka yang Bersinar di Borneo FC dan Timnas U-23

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daffa Fasya Sumawijaya, kiper asal Majalengka yang kini menjadi bagian penting dalam Akademi Borneo FC.

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNJABAR,ID, MAJALENGKA – Aura kompetisi terasa kental di Stadion Warung Jambu, Kabupaten Majalengka, Kamis (1/8/2025).

Di lapangan hijau itu, Direktur Akademi Borneo FC, Jacksen F. Tiago, hadir langsung untuk memantau bakat-bakat muda dalam seleksi Elite Pro Academy (EPA) untuk kelompok usia U-16, U-18, dan U-20.

Seleksi ini digelar sebagai bagian dari upaya klub asal Samarinda itu dalam mencari talenta baru di berbagai daerah, termasuk Majalengka.

Meski jadwal seleksi bertepatan dengan kompetisi Piala Soeratin, Jacksen tetap menyempatkan diri datang, menunjukkan komitmennya untuk membangun hubungan jangka panjang dan berburu pemain potensial.

“Saya sudah lama diundang Kang Asep ke Majalengka, bahkan sejak anaknya mau menikah. Tapi waktu itu saya belum sempat hadir. Hari ini jadi momentum yang tepat untuk datang, silaturahmi, dan sekaligus seleksi,” kata Jacksen, Sabtu (2/8/2025).

Didampingi Ketua Askab PSSI Kabupaten Majalengka, Asep Mulyana Muslim, Jacksen menyaksikan langsung permainan anak-anak muda yang berlaga di lapangan. Dalam pengamatannya, ada sejumlah talenta yang mencuri perhatian, termasuk satu pemain yang menurutnya memiliki prospek cerah untuk masa depan sepak bola.

MEMUIJI DAFFA - Direktur Akademi Borneo FC, Jacksen F. Tiago, memuji Daffa Fasya Sumawijaya, asal Majalengka sebagai salah satu talenta muda berbakat. Daffa Fasya bahkan menjadi kiper Timnas U-23 dan bersinar di dunia sepak bola nasional. (Tribun Jabar/ Adim Mubaroq)

“Tadi saya sudah bilang ke Abang Asep, ada satu anak yang kecil, umurnya juga masih muda, tapi itu aset besar. Saya yakin dia akan jadi pemain hebat. Selain itu ada kiper bagus, bek bagus, gelandang juga. Ada potensi,” ujarnya.

Meski terkesan dengan kualitas individu para peserta, Jacksen menyoroti pentingnya ekosistem kompetisi yang berkelanjutan. Ia menilai, tanpa kompetisi rutin sepanjang tahun, perkembangan pemain akan terhambat.

“Kita butuh kompetisi yang berjalan sepanjang tahun. Di Samarinda juga sama, anak-anak cuma main 3 bulan, lalu 9 bulan kosong. Di Jakarta mereka punya kompetisi rutin. Ini penting kalau kita mau bersaing di level nasional,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Jacksen juga mengungkapkan harapannya agar silaturahmi Borneo FC dan Majalengka bisa menghasilkan banyak pemain berbakat. Ia mencontohkan Daffa Fasya Sumawijaya, kiper asal Majalengka yang kini menjadi bagian penting dalam Akademi Borneo FC.

Daffa, lahir di Majalengka pada 7 Mei 2004, telah mencatatkan namanya di panggung sepak bola nasional sebagai kiper Timnas U-23.

“Daffa itu contohnya. Dulu ikut seleksi, sekarang jadi aset kami. Mudah-mudahan dari sini muncul ‘Daffa-Daffa’ lain yang lahir dari kerjasama kita,” pungkasnya.

Daffa sendiri dikenal sebagai kiper muda dengan postur ideal, tinggi 185 cm, serta refleks yang tajam. Saat ini, di usianya yang baru menginjak 20 tahun, ia telah menjadi andalan Timnas U-23 sekaligus Borneo FC di kompetisi Liga 1.

Kepercayaan dari pelatih Shin Tae-yong untuk tampil di berbagai ajang internasional, termasuk Piala Asia U-23 2024 di Qatar, menjadi bukti kematangannya di bawah mistar gawang.

Kiper Timnas Indonesia U-20, Daffa Fadya Sumawijaya. (IG timnas.u20)
Halaman
12

Berita Terkini