Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung, saat ini tengah mewaspadai potensi gempa bumi yang dipicu pergerakan Sesar Lembang karena daerah ini berpotensi terdampak.
Dengan kondisi tersebut, BPBD Kota Bandung tengah menyiapkan langkah mitigasi agar dampak dari gempa yang dipicu Sesar Lembang itu bisa diminimalisir karena daerah ini memiliki tingkat bahaya tinggi jika terjadi gempa.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, untuk melakukan mitigasi bencana gempa bumi yang dipicu Sesar Lembang itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Selain gempa, yang dikhawatirkan dari Sesar Lembang ini pergerakan tanah. Maka kita fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat karena mereka belum tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa Sesar Lembang," ujarnya saat ditemui di Kantor BPBD Kota Bandung, Rabu (23/5/2025).
Ia mengatakan, berdasarkan data dari BMKG seluruh wilayah Kota Bandung rawan terdampak, sedangkan dari PVMBG hanya empat Kecamatan yakni Cidadap, Sukasari, Coblong, dan Cibiru. Sehingga untuk mitigasi akan difokuskan di wilayah-wilayah tersebut.
"Jadi kita akan melakukan simulasi-simulasi in situ atau benar-benar di tempat tinggal mereka, tidak di lapangan. Kemudian kedua, kita akan memperkuat sistem edukasi informasi video di media sosial jadi mereka tahu kalau ada gempa harus begini," kata Didi.
Dalam melakukan mitigasi, pihaknya akan menggandeng komunitas dan berbagai macam lembaga yang nantinya mengadakan simulasi secara mandiri, sehingga semua pembiayaan ditanggung mereka, sedangkan BPBD hanya supervisi.
Simulasi mandiri tersebut dilakukan karena BPBD Kota Bandung yang baru terbentuk, hingga saat ini masih kekurangan anggaran, personel, serta sarana dan prasarana. Sehingga, pihaknya harus mencari lain untuk mitigasi bencana itu.
"Idealnya berdasarkan analisis kebutuhan beban kerja, kita butuhnya 70 personel, tapi sekarang baru ada 15. Namun sudah ada yang mengajukan dari OPD lain pindah ke sini, tapi kami syaratkan mereka harus dapat izin dulu dari pimpinannya," ucapnya.
Sementara untuk memenuhi sarana dan prasarana, kata Didi, pihaknya juga belum menyiapkan anggaran, sehingga sementara ini hanya bisa menunggu bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kalau sarpas kita sedang mengajukan ke BNPB karena dulu sudah janji kalau BPBD sudah terbentuk mereka akan membantu. Peralatannya banyak jack hammer, cutter, mobil, dapur umum, instalasi pengolahan air, dan lain-lain," kata Didi.
Sementara jika terjadi bencana di Kota Bandung, pihaknya akan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dan Basarnas Bandung yang sudah siap untuk memasok semua peralatan karena belum ada pengajuan anggaran.
"Pada tahun 2025 belum ada pengajuan anggaran karena kita masih menginduk ke Diskar Kota Bandung. Jadi, kita fokus mitigasi dan simulasi itu secara mandiri, dananya dari mereka," ujarnya.
Selain melakukan simulasi, pihaknya akan mengadakan geo track atau menyusuri jalan yang masuk jalur Sesar Lembang dengan melibatkan praktisi untuk menjelaskan, kemudian melewati lokasi yang berpotensi terdampak.
"Nanti pencarian dana dan tenaganya sambil berjalan. Itu sebagai langkah awal pemetaan mitigasi bencana Sesar Lembang. Nanti kita juga simulasi ke sekolah agar siswa tahu kalau terjadi gempa apa yang harus dilakukan," ucap Didi.