Yusron menekankan, bahwa tantangan utama adalah potensi longsor susulan yang mengancam keselamatan para petugas.
“Kesulitan yang paling mendasar saat ini memang tantangan kita yang cukup berat dan perlu diwaspadai adalah terjadinya longsor susulan. Itu yang selalu kita antisipasi karena keamanan para pekerja ini perlu diutamakan,” ujarnya.
Pencarian hari ini difokuskan di sektor kiri batu besar atau worksheet A, setelah anjing pelacak K9 mendeteksi tiga titik yang terindikasi sebagai lokasi jenazah.
“Informasi dari K9 ini sementara ditemukan ada tiga titik yang terindikasi adanya jenazah di dalam timbunan,” ucap Yusron.
Selain itu, aroma menyengat yang mulai tercium di sekitar lokasi turut menjadi indikator penting dalam proses pencarian.
“Tentunya kita sebagai manusia saja sudah mulai mencium bau yang menyengat, apalagi dengan menggunakan K9,” jelas dia.
Upaya pencarian hari kelima diawali dengan apel pengecekan personel dan material, kemudian dilanjutkan doa bersama lintas agama.
“Supaya kita dalam melaksanakan proses pencarian ini selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa,” katanya.
Berdasarkan surat keputusan Bupati Cirebon, pencarian korban akan dilakukan hingga tujuh hari.
Setelahnya, akan dilakukan evaluasi bersama keluarga dan unsur Forkopimda.
“Secara SK dari Bapak Bupati, kita ditugaskan sampai dengan batas tujuh hari. Tentunya dengan adanya batasan ini, kita juga tetap harus berkomunikasi serta rapat dengan pihak keluarga korban,” ujarnya.
Proses evakuasi saat ini melibatkan tim dari ESDM dan inspektur tambang guna meminimalkan risiko bencana susulan.
“Kalau dibilang aman tidak bisa kita mengatakan aman. Tentunya kita juga selalu berupaya dan berdoa. Kalaupun ada tanda-tanda longsoran, kita akan bisa escape,” ucap Yusron.
Hingga hari kelima pencarian, total korban tewas yang berhasil ditemukan sebanyak 21 orang.
Baca juga: Sosok Wahyu, Ayah Selamatkan Anaknya yang 3 Jam Tertimbun Longsor Gunung Kuda Cirebon
Di antaranya adalah Sudiono (51), warga Desa Girinata, dan Fuji Siswanto (50), warga Kabupaten Majalengka.
Tragedi ini menjadi pengingat akan besarnya risiko di area penambangan serta perjuangan keluarga korban yang masih berharap keajaiban di balik reruntuhan.