Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Tembus Rp 16.000 Per Dolar AS, BI Ambil Langkah Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi uang

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.

Terbaru, nilai tukar rupiah sudah melewati level psikologis Rp 16.000 per dolar AS.

Jumat (13/12/2024) lalu, pemerintah pun melakukan intervensi besar-besaran di pasar untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah.

Intervensi tersebut dilakukan lewat tiga pasar utama: pasar spot, pasar non-deliverable forward (NDF), dan pasar obligasi pemerintah.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Terus Merosot, Kini di Level Rp 15.816 per Dollar

Dilansir dari Kontan.co.id, Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan rupiah sekitar 0,5 persen, yaitu menjadi Rp 16.002 per dolar AS.

Penyebab utama pelemahan ini adalah sentimen global yang dipengaruhi oleh penguatan dolar AS akibat ekonomi AS yang masih menunjukkan ketahanan dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

Edi Susianto, Direktur Eksekutif untuk Pengelolaan Moneter dan Sekuritas di Bank Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan intervensi agresif untuk mempertahankan kepercayaan pasar terhadap rupiah.

Proyeksi Dampak Kebijakan The Fed

Mingze Wu, seorang trader mata uang di StoneX Financial di Singapura, memperkirakan bahwa rupiah mungkin masih memiliki ruang untuk bergerak lebih rendah sebelum Bank Indonesia merasa perlu untuk bertindak lebih kuat lagi.

Jika The Federal Reserve (Fed) AS lebih dovish dari yang diperkirakan, BI mungkin tidak perlu melakukan tindakan lebih lanjut, karena kebijakan Fed sudah cukup untuk menstabilkan pasar.

Baca juga: Disiapkan Puluhan Miliar Rupiah untuk Makan Bergizi Gratis di Bandung, Masih Tunggu Arahan Pusat

Dampak Penguatan Dolar dan Potensi Pemangkasan Suku Bunga BI

Rupiah telah mengalami penurunan lebih dari 5 persen pada kuartal ini, dengan dolar AS yang kembali menguat menekan mata uang-mata uang Asia.

Selain itu, keputusan Bank Indonesia yang diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat juga dapat memberikan tekanan tambahan terhadap rupiah.

Meskipun demikian, Bank Indonesia terus menegaskan bahwa level fundamental rupiah lebih kuat daripada level Rp 16.000 per dolar.

Kebijakan Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Rupiah

Bank Indonesia berulang kali menyatakan bahwa intervensi dilakukan untuk mengurangi volatilitas rupiah dan mempertahankan kestabilan pasar.

Meski demikian, dengan adanya tekanan global dan kebijakan suku bunga yang diperkirakan akan diturunkan, Bank Indonesia mungkin akan terus memantau kondisi pasar secara ketat untuk menentukan langkah yang tepat guna menjaga kestabilan ekonomi Indonesia.


Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Rupiah Tembus Rp 16.000 per Dolar AS, BI Lakukan 3 Intervensi Agresif Ini

Berita Terkini