Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah karena dalam kurun waktu 33 tahun terakhir, kasusnya tercatat cukup banyak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, kasus HIV/AIDS sejak 1991 hingga September 2024 mencapai 12.170 kasus, sehingga Pemkot Bandung menegaskan akan berkomitmen dalam melakukan penanggulangan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asep Saeful Gufron selaku Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bandung mengatakan, walaupun banyak kasus berasal dari luar Kota Bandung, tetapi pelayanan kesehatan tetap diberikan tanpa diskriminasi.
"Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) harus dirangkul dan tidak boleh ada diskriminasi. Kami juga mengajak kecamatan untuk memetakan dan mengedukasi masyarakat agar penderita HIV/AIDS bersedia terbuka dan menjalani pengobatan," ujarnya di Bandung Creative Hub, Senin (9/12/2024).
Selain itu, Pemkot Bandung juga menyuarakan hak setara bagi ODHIV dalam peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2024 dengan tema besar Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa.
Dalam kesempatan itu, Asep menegaskan pentingnya merangkul ODHIV agar tidak termarjinalkan, serta mendorong mereka yang belum menjalani pengobatan untuk segera berobat.
"Mari bersama-sama memperjuangkan hak setara bagi ODHIV, meningkatkan edukasi, serta memberikan dukungan agar mereka merasa diterima di masyarakat. Bersama, kita bisa mengakhiri AIDS," kata Asep.
Kepala Bagian Kesra Kota Bandung, Momon Ahmad Imron Sutisna, mengatakan, pemerintah bersama seluruh stakeholder berkomitmen mencapai target Three Zero pada 2030 mendatang.
"Targetnya yakni tidak ada infeksi HIV baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma terhadap ODHIV," ucapnya.
Sementara dalam peringatan HAS 2024 di Kota Bandung dipenuhi berbagai kegiatan edukatif dan kolaboratif, diantaranya pelatihan kader remaja di 30 SMP dan 30 MTs, kampanye pencegahan HIV/AIDS oleh universitas dan institusi kesehatan.
Kemudian seminar internasional hybrid oleh RSHS, pembagian informasi tentang infeksi menular seksual (IMS) di Kiara Artha Park, dan pemasangan spanduk HAS di 30 kecamatan, 151 kelurahan, dan 80 puskesmas.