Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah mesin pengolah sampah berwarna hijau tua tampak berdiri kokoh dan terus beroperasi membakar sampah di lahan kawasan Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.
Mesin yang dinamakan mesin olah runtah (Motah-6) pemberian dari Kodam III/Siliwangi itu dioperasikan oleh petugas kebersihan dengan cara memasukan sampah rumah tangga ke dalam mesin tersebut untuk dibakar.
Proses pembakaran sampah di dalam Motah-6 ini dimulai dari pengangkutan sampah dari rumah warga oleh petugas di setiap RW. Kemudian, sampah dibawa untuk dipilah, sedangkan untuk sampah yang tidak bernilai jual langsung dibakar.
"Upaya ini merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah sampah di Kota Bandung," ujar Pj Wali Kota Bandung, A Koswara saat meninjau operasional Motah-6, Minggu (20/10/2024) sore.
Mesin Motah-6 yang memiliki kapasitas 8 ton sampah ini mampu membakar sebanyak 1 ton sampah per jam tanpa memerlukan bahan bakar tambahan. Kemudian hasil dari pembakaran sampah ini menyisakan hanya 10 kilogram abu per ton, yang kemudian diolah menjadi bata beton.
"Meskipun ini bukan solusi akhir, tapi Motah-6 membantu mengurangi jumlah sampah yang harus dikirim ke TPA," katanya.
Berdasarkan laporan, hasil uji Motah-6 ini menunjukkan, abu dan asap dari proses pembakaran memenuhi standar lingkungan, dengan suhu mencapai 800 hingga 1000 derajat Celsius dan mesin ini telah memenuhi standar nasional (SNI) serta tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Jadi ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh, pengelolaan sampah di hilir harus didukung pemilahan yang baik di hulu," ucapnya.
Dengan adanya mesin ini Pemkot Bandung akan terus memaksimalkan upaya pengelolaan sampah, baik di hulu maupun hilir, demi mengurangi volume sampah secara signifikan.
Selain itu, Pemkot Bandung juga sedang menjajaki kerja sama dengan Siam Cement Group (SCG) untuk mengolah hasil RDF menjadi bahan bakar bagi pabrik semen.
"Jika pemilahan di sumber berjalan dengan baik, residu sampah yang tersisa di hilir dapat dikurangi secara signifikan, sehingga volume sampah yang dikirim ke TPA Sari Mukti juga akan menurun," ucap Koswara.
Selain itu, Pemkot Bandung berkomitmen untuk terus mencari solusi inovatif dalam pengelolaan sampah guna mewujudkan pengurangan sampah yang signifikan di seluruh wilayah Kota Bandung.