TRIBUNJABAR.ID - Pecinta reptil, Panji Petualang tiba-tiba menemukan ular berbisa paling mematikan di bumi, yaitu ular laut.
Kekuatan bisa ular tersebut ternyata lebih tinggi daripada ular darat seperti king kobra dan ular taipan.
Panji menemukan ular tersebut saat berkunjung ke Taman Nasional Komodo.
Dalam vlog yang tayang pada 3 Desember 2020, Panji Petualang menemukan ular laut pada malam hari di dermaga Pulau Komodo.
Ular itu datang ke daratan dan menggantung di pegangan kayu dermaga.
"Mereka perenang ulung dan mereka juga sekali ke daratan untuk menjelajahi area darat. Padahal makanan alaminya ikan, belut karang, dan cumi-cumi," kata Panji Petualang.
Host acara Teman Panji ini menjelaskan, ular itu bernapas menggunakan paru-paru, bukan seperti ikan yang menggunakan insang.
Kemudian, ia juga memaparkan bahwa ular tersebut pasif. Namun, bukan berarti ular laut tidak akan menyerang saat merasa terancam.
Baca juga: Kru Panji Petualang Kena Musibah, Digigit Ular Berbisa Mematikan, Sebelumnya Pernah Digigit Kobra
Baca juga: Ular King Kobra Garaga Sempat Memprihatinkan, Apakah Masih Ada di Rumah Panji Petualang?
"Ular laut ini pasif, (tapi) bukan berarti mereka jinak dan bukan berarti tidak menyerang kalau merasa terancam," ujarnya.
Menurut Panji, ular laut merupakan ular yang memiliki bisa paling kuat dan mematikan karena harus membunuh mangsanya di dalam lautan secara cepat.
"Ular dengan bisa yang kuat dalam artian sangat mematikan itu adalah ular laut karena karena dia harus bisa membunuh mangsanya dengan cepat," kata Panji.
Walaupun memiliki bisa paling kuat di bumi, tetapi ular laut memiliki taring yang pendek.
"Punya bisa kuat tapi taringnya pendek. Kalau enggak gigit telak itu jarang sekali bisa sistemik jadi cuma fase lokal yang terjadi akhirnya tidak akan berpengaruh terhadap orang," katanya.
Walaupun ular laut adalah ular berbisa paling mematikan dan paling kuat, tetapi bukan ular itu yang sangat mematikan.
Menurut Panji, berdasarkan tingkat kasus kematian terhadap manusia, ada ular darat yang paling mematikan yaitu ular taipan.
"Ini adalah ular dengan bisa paling kuat dan bisa yang paling mematikan di bumi,
tapi ada lagi ular yang memang sangat mematikan kalau dikaji dari jumlah gigitan yang terjadi pada manusia yaitu taipan pesisir dari Australia.
Di indonesia ada taipan di Papua, tapi tidak lebih mematikan dari ular laut atau taipan Australia," katanya.
Panji menjelaskan, kekuatan ular taipan terdiri dari kekuatan ular-ular berbahaya yang ada di dunia, seperti black mamba, king kobra, dan ular laut.
Baca juga: Awas, Ada Ular Bermunculan di Sejumlah Daerah! Panji Petualang Sempat Beri Trik Cara Mengatasinya
Baca juga: Gigitan Ular Berbisa Mengerikan, Tangan Menghitam dan Melepuh, Ini Tanggapan Panji Petualang
"Bisa dibilang ular yang paling mematikan di bumi adalah taipan daratan Australia.
Dia punya kecepatan seperti black mamba kemudian memiliki serangan bertubi-tubi seperti king kobra, dan dia memiliki kekuatan bisa yang sedikit lebih kuat dari ular laut," kata Panji Petualang.
Dari ukuran, Panji menyebut, ada perbedaan antara ular laut dan king kobra.
"Ular laut betina lebih besar dri jantan. Kalau king kobra jantan lebih besar," ujarnya.
Menurut Panji Petualang, ular yang dia temukan di Pulau Komodo itu adalah ular laut yang sejauh ini ia temukan.
Sebelumnya, Panji sempat menemukan ular laut di Pangandaran, tapi lebih kecil.
"Ini besar sekali untuk ukuran laut yang pernah aku temukan," katanya.
Ular King Kobra Kawin
Ular king kobra yang direscue atau dirawatnya, Garaga kawin dengan ular king kobra lainnya.
Menurut Panji Petualang dalam video YouTube-nya, perkawinan ular king kobra di dalam kandang sangat sulit dan jarang terjadi.
Awalnya Panji Petualang tidak menyangka Garaga mau kawin. Ia hanya iseng memasukkan ular king kobra betina ke dalam kandangnya.
Biasanya ular king kobra tidak kawin di kandang, sebab mereka akan memakan satu sama lain bila tidak kawin.
Panji Petualang beserta tim juga tidak menyiapkan dokumentasi perkawinan Garaga.
"Enggak tahu kalau mereka malah kawin dan berakhir dengan betinanya bertelur," katanya.
Saat tahu betina ular king kobra bertelur, Panji Petualang langsung menyiapkan tempat untuk menanmpung telur.
Pertama, Panji menyiapkan wadah plastik yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan.
Wadah itu disemprot dengan alkohol kemudian dilap sampai kering.
Kemudian diisi dengan campuran vermikulit dan perlite dengan komposisi 50 : 50.
Campuran itu adalah media pengganti tanah sebab lebih steril sehingga telur tidak akan terinfeksi.
Media itu disiram dengan sedikit air panas untuk membunuh bakteri.
Sesuah induknya dipindahkan ke kandang baru. Panji Petualang dan tim memilih telur yang baik.
Beberapa telur dalam kondisi buruk dan dipisahkan dari telur yang baik.
Panji berhati-hati saat memindahkan telur sebab telur yang terbalik akan mati.
Selang dua hari, telur tersebut akan dilihat perkembangannya.
Kendati senang ular king kobranya berhasil kawin dan bertelur, Panji Petualang sangsi telur tersebut akan menetas.
"Mengawinkan king kobra di kandang itu bukanlah hal mudah, itu sulit sekali dan kita harusnya itu membuat tempat besar menyerupai habitat aslinya dan di situ pun perjodohan lama. Itu kalau enggak betina dimakan jantan ya jantan dimakan betina," kata Panji Petualang.
Kondisi telur yang buruk pun membuat Panji Petualang semakin ragu.
"Panji enggak ngarepin telur ini bisa menetas karena lihat kondisinya udah kegulai sama tai emaknya," ucapnya.