Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pohon Santigi di Karang Santigi yang berada di kawasan Biodiversity Geopark Ciletuh Palabuhanratu, tepatnya di kawasan Pantai Ombak Tujuh, perbatasan antara Kecamatan Ciracap dan Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, di ujung kehancuran.
Pasalnya, saat ini kondisi pohon yang memiliki nama latin Pemphis Acidula ini sudah semakin memprihatinkan.
Pembalakan dan ulah-ulah tangan tidak bertanggung jawab sudah merusak ratusan pohon langka yang berada di atas karang yang
membentang sekitar 200 meter dan habitatnya di Geopark Ciletuh hanya berada di lokasi tersebut.
Hal ini diketahui oleh beberapa orang pegiat lingkungan yang sedang melakukan susur pantai pada tanggal 16 Agustus lalu.
Komunitas Discover Jampang yang akan melakukan pengibaran bendera di pantai Pulau Keris ini merasa kaget dengan kondisi Taman Santigi yang saat ini nyaris tak berpohon.
Salah seorang kader konservasi yang juga menjadi pembina Komunitas Pencinta Alam SMA Negeri Ciracap, Beni Bunyamin, mengaku syok dan marah melihat kondisi tersebut.
"Hampir 2 tahun kami tidak melintas ini, karena pada tahun 2019 kami tidak melakukan pengibaran bendera di sini," ucap Beni, Jumat (28/8/2020).
Beni sangat menyayangkan minimnya pengawasan dari pihak BKSDA dan Badan Pengelola Geopark Ciletuh, yang bertanggung jawab pada wilayah Hutan Konservasi.
Menurutnya, harga Santigi yang lumayan tinggi untuk bahan bonsai diduga kuat menjadi salah satu pendorong para perusak lingkungan ini.
"Kami sebutnya Karang Cantigi. Jadi, daerah Karang Cantigi ini adalah salah satu kebanggaan dan menjadi bagian Biodiversity Geopark Ciletuh yang seharusnya juga dilindungi, karena tidak ditemukan di daerah lain dan hanya dapat tumbuh disini," ujar Beni yang kesal melihat pohon Santigi rusak.
• PDIP Usung Cucu Wapres Maruf Amin di Pilkada Karawang 2020, Begini Alasannya
• Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Diimbau Tidak Melakukan Kegiatan ke Luar Wilayah