Galeri R Trisakti Kerja Sama dengan Komunitas 22 Ibu Mempersembahkan Reinterpretation Mooi Indie

Galeri R Trisakti yang terletak di jalan Kyai Tapa 1 Jakarta Barat mempersembahkan pameran yang bertajuk Reinterpretation Mooi Indie.

Editor: Kisdiantoro
Istimewa
Suasana Pembukaan pameran Galeri R Univ Trisakti Jakarta kerjasama dengan Komunitas 22 Ibu. 

TRIBUNJABAR.ID - Galeri R Trisakti yang terletak di jalan Kyai Tapa 1 Jakarta Barat mempersembahkan pameran yang bertajuk Reinterpretation Mooi Indie.

Pameran ini terselenggara pada hari Jumat (26/4/2019) atas kerjasama dengan komunitas 22 Ibu.

Ruangan Galeri tampak semarak dengan visualisasi karya karya pendidik dari lintas kampus di Bandung-Jakarta-Bali.

Karya yang dipamerkan berjumlah 42 orang yang disajikan oleh 36 perupa dari Indonesia dan 6 orang perupa dari Israel, Bangladesh, Jepang, Portugal, dan Spanyol.

Pameran dibuka oleh Wakil Rektor 3 bidang Kemahasiswaan, Dr Hein Wangania, tepat pada pukul 14.00 dan dihadiri oleh para kolega dari lintas perguruan tinggi.

Ibu Atridia Wilastrina selaku Ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan bahwa Reinterpretation of Mooi Indie, merupakan suatu proses interaksi antara objek dan pemandang yang dapat memiliki suatu makna dalam bentuk ide kreatif.

Kantor PPS Cileunyi Wetan Disatroni Maling, Komputer dan Laptop Raib, Bagaimana Data Pemilu?

Pameran karya perupa komunitas 22 ibu dengan tema 'ReInterpretation of Mooi Indie' mencoba merekam keindahan di masa lalu ke dalam perspektif kekinian yang diinterpretasikan menjadi karya baru yang tidak lepas dari nilai essensinya.

Dekan FSRD, Dr. Ganal Rudiyanto, M.Hum dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa beliau menyambut baik pameran ini karena mengangkat kearifan lokal yaitu dengan menggunakan material bubuk asam jawa, sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain ketika membuat karya seni rupa.

Sedangkan Bapak Tasri selaku Kurator dalam pameran ini menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi saat ini mempengaruhi sikap dan kepekaan setiap seniman dalam berkarya.

Kepekaan yang hadir adalah kerinduan akan nilai-nilai humanis, romantis dan kejenuhan akan hasil mesin dengan hadirnya kembali nilai akan kecakapan yang trampil dalam kriya.

Kasus Jasad Bayi di Kolong Tempat Tidur, Sang Ibu Bergeming Ditanya Polisi Hanya Geleng Kepala

Untuk merespon fenomena tersebut dengan tetap sadar akan sejarah linimasa perkembangan senirupa modern Indonesia, maka dihadirkanlah pameran karya seni yang melakukan ‘intepretasi kembali’ akan karya-karya ‘Moii Indie’.

Sebuah masa kegemilangan seni rupa modern Indonesia yang menampilkan seniman dengan karya yang sarat keindahan estetika bentang alam dan eksotika figur saat itu.

Pameran ini sangat berbeda, karena para seniman adalah perempuan berlatar belakang akademisi di bidang desain, senirupa dan arsitektur dari beragam perguruan tinggi terkemuka di negeri ini.

Selain itu beberapa seniman mancanegara seperti Jepang, Portugal, Spanyol, Israel dan Bangladesh turut menghadirkan karya dalam subtansi yang sama.

Ide, tema dan eksekusi teknik yang dihadirkan sangat beragam, salah satu hal yang menarik adalah digunakannya teknik batik ‘gutta tamarind’ oleh beberapa seniman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved