Pendiri PMII KH Kholid Mawardi Ingatkan Generai Muda Tak Melupakan Identitasnya
Apa yang sudah saya percaya ini supaya terus hidup. Yang penting mempertahankan ciri identitas bahwa PMII ini Ahlus-Sunnah wal Jama'ah.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kini berusia 58 tahun. Sebuah perjalanan yang panjang sebagai organisasi.
Dari organisasi yang dilihat hanya sebelah mata dan dianggap ketinggalan zaman menjadi organisasi yang dianggap bagus dan menghasilkan sejumlah kader yang berkiprah di berbagai sektor di tanah air.
Hal itu menjadi pesan dari satu di antara pendiri PMII yang hadir pada acara hari lahir (Harlah), PMII ke-58, KH Kholid Mawardi (83).
"Pertumbuhan intelektual anak-anak muda NU (Nahdlatul Ulama), semuanya semakin besar. Sedangkan kelompok tradisional yang dari pondok pesantren dan madrasah ini juga terus tumbuh," ujar Kholid, di Gedung Sabuga ITB, Kota Bandung, Selasa, (17/4/2018), malam.
Kholid menuturkan, generasi muda dari PMII harus saling mengisi. Termasuk turut menjaga nama besas induknya, NU.
Dalam perjalanan panjang tersebut, PMII telah memberi sumbangsih besar bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara.
"NU ini sebenarnya dari dulu monokultur. Merupakan kekuatan besar saling mengisi dan bersatu. Kalau bersaing jadi bahaya terhadap NU," kata Kholid.
Kholid menyampaikan harapannya terhadap organisasi pergerakan yang pernah didirikan olehnya pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, bersama sahabat-sahabatnya yang lain.
"Apa yang sudah saya percaya ini supaya terus hidup. Yang penting mempertahankan ciri identitas bahwa PMII ini Ahlus-Sunnah wal Jama'ah. Jangan lupa, PMII ini berinduk pada NU suatu kekuatan ideologi yang besar. Jadi tanggung jawabnya penting sekali," ujarnya. (*)