Rengkak Jaipong Abinaya, Saat Seni Tari dan Dunia Digital Bertemu dalam Irama Kolaborasi

Pentas tari bertajuk "Rengkak Jaipong Abinaya" memadukan seni tari dan digital dalam tarian

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Siti Fatimah
Adi Ramadhan Pratama
Peserta tari sedang menujukan aksi tariannya di atas panggung kepada para penonton di Gedung Budaya Sabilulungan, Kabupaten Bandung 

Menjelang malam hari, suasana gedung semakin semarak dan terdengar lebih nyaring, ketika penyanyi sekaligus sinden kondang Rita Tila naik ke atas panggung.

Suara lembutnya berpadu dengan iringan musik tradisional, menciptakan suasana harmonis yang membuat penonton larut dalam kebahagiaan.

Tak hanya pertunjukan tari, rangkaian acara Rengkak Jaipong Abinaya juga dimeriahkan oleh deretan tenant-tenant dari mahasiswa yang memamerkan karya dan produk-nya masing-masing 

Di sepanjang lorong Gedung Sabilulungan, pengunjung disuguhikan oleh pemandangan penuh warna, dari stand pakaian, makanan, minuman, hingga aksesori buatan tangan dari mahasiswa.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, salah satu tenant yang menarik perhatian adalah milik Rosi Kirani Sutisna (21). Mahasiswa Binus University Bandung tersebut memiliki brand pakaian sendiri yaitu "Mezita".

Di balik deretan pakaian yang ditatanya rapi di lorong Gedung Sabilulungan, Rosi menuturkan bahwa dirinya menjual pakaian one set yang simpel, namun tetap modis.

"Di sini kami menyediakan pakaian one set. Supaya orang-orang tuh enggak bingung lagi, kalau misalkan beli atasan. Nah kalau di Mezita kitas sudah disediakan juga bawahan nya kayak gitu. Jadi sudah beli ini enggak usah bingung lagi harus dipadu-paduinnya pakai apa," ucapnya.

Dari karya buatnya sendiri itu, Rosi tidak membandrol harga selangit. Baginya harga yang bersahabat dan kualitas terbaik adalah anugrah tersendiri bagi para pengunjung yang membeli produknya.

"Ini produk buatan sendiri. Kalau kami, di sini menjual one set itu Rp150 ribu saja. Kami baru ada di e-commerce aja, kaya di TikTok, Instagram, Shopee dengan nama Mezita The Label," ujarnya.

Tak jauh dari sana, ada juga stand menarik milik mahasiswa Binus University Bandung bernama "Dua Dadu", di mana mereka menjual sejumlah pakaian anak-anak yang modis 

Digawangi oleh Sharla Ghaida (21) bersama dua rekannya. Brand mereka menawarkan busana anak dengan desain earth tone yang nyaman dan stylish.

"Awalnya waktu itu ngide aja kayak lucu ya kalau kita bikin baju anak. Apalagi kami semua sering ketemu anak-anak. Kebetulan keluarga juga ada yang guru TK dan sebagainya. Jadi kami terinspirasilah untuk bikin baju anak ini," katanya.

Untuk harga produknya, Sharla mangatakan mereka menjual dari harga Rp60 ribu saja. Meskipun terbilang sangat bersahabat di dompet, kualitas bahannya pun tidak bisa diragukan lagi.

Dari semua rangkaian acara Rengkak Jaipong Abinaya, kreativitas rupanya bisa terus digali dengan seksama. Dibuat tidak batas dengan berbagai kolaborasi yang unik namun menarik untuk dilakukan.

Dari hanya sebuah panggung pentas seni, munculah sebuah ekosistem yang berputar untuk saling berkesinambungan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved