Kisah Inspiratif, Raevinca Nekat Jual Mahar untuk Bangun Tome Ame
Tak banyak yang tahu bahwa langkah awal Tome Ame, brand fesyen lokal Bandung dengan nuansa Korea dan Jepang.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tak banyak yang tahu bahwa langkah awal Tome Ame, brand fesyen lokal Bandung dengan nuansa Korea dan Jepang yang kini digemari anak muda, dimulai dari pengorbanan besar.
Owner Tome Ame, Raevinca, mengenang bagaimana ia dan sang suami memutuskan untuk melepas seluruh tabungan hingga mahar pernikahan demi memulai usaha yang kini terus berkembang.
“Waktu itu benar-benar dari nol, bahkan sampai mahar aku dijual dan mulai usaha dengan modal Rp 5 juta,” kata Raevinca saat ditemui di toko Tome Ame, Jalan Trunojoyo, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (2/8/2025).
Perempuan yang akrab disapa Rae ini mengatakan, kenekatannya berhenti bekerja dan memutuskan membangun usaha pada saat pandemi Covid telah dipikirkan secara matang.
Tome Ame yang dikenal di media sosial kini semakin berkembang, hingga akhirnya membuka toko secara offline.
Baca juga: MOC Hadirkan Tren Fesyen Pria Rapi dan Simpel di Era Modern
Salah satu ciri khas Tome Ame adalah kehadiran karakter lucu seperti bunga dan kucing.
“Dulu sebelum punya anak, aku pelihara kucing. Sekarang karakter Tome Ame itu juga konsepnya semakin berkembang,” kata Rae.
Rae mengatakan, Tome Ame dimulai sangat sederhana, dari hanya enam desain dengan stok 12 per produk.

Rae dan suaminya pun bekerja berdua untuk semua keperluan desain, produksi, sampai membuat konten.
“Sampai waktu aku hamil besar, tetap packing sendiri sama suami. Semua dikerjain di belakang rumah. Sampai akhirnya pesanan semakin banyak dan kami menambah satu karyawan untuk bantuin packing,” ucap dia.
Rae menyebutkan brand-nya yang semakin dikenal membuatnya harus terus berinovasi, hingga akhirnya bisa mengeluarkan hingga 30 model pakaian.
“Kalau penjualan, alhamdulillah sekarang bisa sampai ratusan item per bulan,” ujar Rae.
Tome Ame diakui Rae tumbuh pesat lewat pemasaran online, terutama melalui TikTok dan Shopee Live.
Baca juga: Gaya Fesyen Y2K Kembali Bersinar di Kalangan Anak Muda, Kekinian dengan Sentuhan Timberland
Strategi live streaming dijalankan tiga sif per hari, dari pukul 10.00 hingga 21.00. Strategi ini terbukti ampuh membangun loyalitas pembeli dan memperluas jangkauan brand.
“Branding itu kunci, meski banyak yang mirip, kalau branding kita kuat, orang akan tetap ingat dan pilih kita,” tutur Rae.
Kekuatan branding ini pula yang membuat mereka berani membuka toko offline.
“Banyak permintaan offline karena pelanggan ingin langsung lihat dan coba produknya. Ini tantangan baru buat kami,” ucapnya.
Meskipun menyasar Gen Z dan anak muda usia 18–27 tahun, Tome Ame ternyata juga disukai oleh kalangan ibu muda bahkan hingga usia 50-an.
“Pas di event market, kami kaget ternyata banyak mami-mami yang beli. Mereka suka karena modelnya bikin mereka tampil lebih muda,” kata Rae.
Konsep fesyen yang imut, warna lembut, dan potongan oversized yang nyaman, membuat Tome Ame memilki punya daya tarik lintas generasi.
Harga pakaian yang dikeluarkan Tome Ame pun cukup terjangkau, mulai Rp 99 ribu hingga Rp 350 ribu. (*)
Caption : Raevinca dan suami, pemilik brand lokal bandung, Tome Ame
Caption : Tome Ame yang ramai dikenal secara online kini buka toko offline
Persib Bandung Gagal Menang, Bojan Hodak Tetap Puas, Sebut Permainan Terbaik dalam 3 Tahun Terakhir |
![]() |
---|
Nestapa Lansia Tunanetra Tergusur Penataan Situ Ciburuy Bandung Barat, Tak Tahu Mau Pindah ke Mana |
![]() |
---|
Surat Dadakan Pembongkaran Bangunan Liar di Situ Ciburuy Bandung Barat Bikin Warga Menjerit |
![]() |
---|
Nasib Pahit Gelandang Lokal Persib Bandung: Primadona di Tim Lama, Kini Tak Terpakai Bojan Hodak |
![]() |
---|
Klasemen Grup G ACL 2 usai Persib Bandung Ditahan Imbang Lion City, Maung Disalip Klub Partama Arhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.