Study Tour di Bandung Bukan Kewajiban: Erwin Ingatkan Sekolah Jangan Memberatkan Orang Tua

Walaupun tidak mewajibkan, Erwin sama sekali tidak menutup pintu bagi sekolah maupun siswa untuk mengadakan agenda rekreasi atau wisata pembelajaran.

bandung.go.id
Wakil Wali Kota Bandung Erwin di Balai Kota Bandung, Selasa 29 Juli 2025. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, memberikan penegasan penting terkait kegiatan studi tur bagi siswa SD dan SMP di kota tersebut.

Ia memastikan bahwa program semacam ini tidak memiliki sifat wajib dan sama sekali tidak boleh menjadi beban yang menekan para orang tua murid.

Erwin menuturkan bahwa sikapnya selaras dengan kebijakan yang telah lebih dulu diambil oleh Wali Kota Bandung mengenai pelaksanaan kegiatan di luar sekolah ini.

“Saya tidak akan melebihi apa yang sudah disampaikan Pak Wali. Sebagai wakil, saya mendukung kebijakan beliau. Terpenting adalah bagaimana kita menjaga agar kegiatan ini tidak memberatkan masyarakat,” ujar Erwin di Balai Kota Bandung, Selasa 29 Juli 2025.

Ia menegaskan bahwa kewenangan pemerintah kota dalam hal pendidikan memang berada pada jenjang SD dan SMP, sedangkan untuk SMA dan SMK pengaturannya sepenuhnya berada di bawah kendali Pemprov Jawa Barat.

“Kota Bandung hanya mengatur SD dan SMP. Maka dari itu, kebijakan studi tur juga diatur agar tidak menjadi beban. Tidak ada kewajiban studi tur. Ini harus jadi perhatian,” terangnya.

Pelaku usaha pariwisata memblokade Flyover Pasupati dengan cara menghentikan bus pariwisata yang mereka tumpangi usai menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/7/2025).
Pelaku usaha pariwisata memblokade Flyover Pasupati dengan cara menghentikan bus pariwisata yang mereka tumpangi usai menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/7/2025). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Erwin juga memberi pandangan bahwa istilah studi tur mungkin perlu direvisi. Menurutnya, kegiatan tersebut tidak berkaitan langsung dengan pencapaian nilai akademis para peserta didik sehingga istilahnya bisa dikaji ulang agar lebih tepat sasaran.

“Studi tur ini tidak masuk nilai akademik. Jangan sampai ada sekolah yang memaksakan, apalagi sampai ada surat edaran yang bersifat paksaan. Kita tahu tidak semua orang tua mampu. Kita harus bijaksana,” katanya.

Walaupun tidak mewajibkan, Erwin sama sekali tidak menutup pintu bagi sekolah maupun siswa untuk mengadakan agenda rekreasi atau wisata pembelajaran.

Ia menekankan bahwa kegiatan ini tetap diperbolehkan selama dilaksanakan secara sukarela dan tidak menimbulkan tekanan, apalagi dikaitkan dengan penilaian akademik.

“Kalau mau piknik atau wisata, silakan saja. Tapi jangan dikaitkan dengan nilai akademik. Itu yang penting,” ujarnya.

Selain membahas soal studi tur, Erwin turut menyinggung bahwa Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata populer akan terus melakukan perbaikan, baik dari sisi infrastruktur maupun fasilitas publik.

Semua pembenahan ini diharapkan dapat dinikmati oleh wisatawan, termasuk pelajar yang berkunjung untuk kegiatan edukatif.

“Bandung ini kota tujuan wisata. Alhamdulillah sekarang banyak event, kita evaluasi terus. Kita juga akan dorong wisata tematik, makanya fasilitas publik seperti taman dan kawasan heritage kita perbaiki. Sistem juga kita benahi. Lihatlah sisi positifnya,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved