Jadwal Bulan Safar 1447 H, Berikut Doa yang Dibaca Mulai Petang dan Amalan yang Bisa Dikerjakan

Inilah jadwal awal Bulan Safar 1447 H, sahabat muslim dapat membaca doa dan mengerjakan beberapa amalan-amalan berikut ini.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
freepik.com
BULAN SAFAR: Gambar ilustrasi menyambut Bulan Safar. - Inilah jadwal awal Bulan Safar 1447 H berikut doa yang dibaca mulai petang lengkap dengan amalan-amalan yang bisa dikerjakan. 

TRIBUNJABAR.ID - Bulan Muharam 1447 H sebentar lagi akan berakhir.

Artinya umat muslim akan menyambut pergantian bulan baru, yaitu Bulan Safar 1447 H.

Sebagaimana diketahui Bulan Safar adalah bulan kedua dalam perhitungan di kalender Islam/Hijriah.

Seperti bulan Muharam, Bulan Safar ini juga memiliki keutamaan yang bisa mendatangkan pahala melimpah.

Tentu, pahala tersebut diraih dengan mengerjakan amalan-amalan di Bulan Safar tersebut.

Baca juga: Perbedaan Arti Walimatus Safar, Walimatul Hajj & Walimatul Umrah, Lengkap dengan Dalil dan Hukumnya

Lalu, kapan jadwal Bulan Safar 1447 H tersebut? Apa saja bacaan doa dan amalan yang bisa dikerjakan?

Jadwal Bulan Safar 1447 H

Berdasarkan kalender Islam atau Hijriah Indonesia tahun 2025 Kementerian Agama (Kemenag), awal Bulan Safar 1447 H atau 1 Safar 1447 H jatuh pada Sabtu 26 Juli 2925.

Adapun Bulan Safar 1447 H akan berakhir pada Minggu 24 Agustus 2025.

Namun perlu diketahui, menyambut pergantian hari termasuk bulan dalam sistem penanggalan Hijriah dimulai sejak terbenamnya matahari atau waktu magrib.

Demikian, awal Bulan Safar 1447 H sebenarnya sudah dimulai sejak petang Jumat, 25 Juli 2025. 

Namun, secara tanggal Masehi, hari pertama Safar tercatat sebagai Sabtu, 26 Juli 2025.

Bacaan Doa Menyambut Bulan Safar

Setiap memasuki bulan baru, umat Muslim dapat membaca doa pergantian bulan. Termasuk pergantian Bulan Muharam ke Bulan Safar ini.

Membaca doa pergantian bulan ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur dan merenungkan perbuatan atau introspeksi diri.

#Doa Pergantian Bulan
 
Sahabat muslim dapat membaca doa menyambut Bulan Safar berikut ini.
 
الله اكبر الله اكبر الله اكبر الحمد لله الذي ذهب بشهر كذا وجاء بشهر كذا

Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Alhamdulillahil ladzii dzahaba bi syahri kadzaa wa jaa-a bi syahri kadzaa.

Artinya : “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan bulan ini (sebutkan nama bulannya) dan telah mendatangkan bulan ini (sebutkan nama bulan yang baru).”

Dilansir dari bincangsyariah.com, bacaan doa pergantian bulan ini diambil dalam kitab Al Adabus Syariyah, Imam Ibn Muflih Al Maqdisi.

#Doa Tolak Bala

Selain doa menyambut Bulan Safar, sahabat muslim juga dapat membaca doa tolak bala.

Membaca doa talak bala ini diajarkan ulama agar umat muslim memohon perlindungan kepada Allah SWT.


 
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Allahummadfa’ ‘annal ghalaa’a wal balaa’a wabaa’a wal fahsyaa’a wal munkara was suyuufal mukhtalifata wasy syadaa’ida wal mihana maadhahara minhaa wa maabaathana min balaadinaa haadhaaa khaassatan wa min buldaanil muslimiina aammatan. Innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir

Artinya: "Ya Allah Tuhan kami. Hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu."
 


Membaca doa tolak bala ini sebenarnya dapat dibaca kapan saja dan tidak dibaca khusus di bulan tertentu.

#Doa Qunut Nazilah
 
Selain itu, bisa juga membaca doa qunut nazilah.

Membaca doa qunut nazilah ini juga dimaksudkan untuk memohon perlindungan.

Berikut ini bacaan doa qunut nazilah

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

Allahumma inna nasta‘inuka wa nastaghfiruk, wa nastahdika wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsni alaikal khaira kullahu nasykuruka wa la nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allahumma iyyaka na‘budu, wa laka nushalli wa nasjud, wa ilaika nas‘a wa nahfid, narju rahmataka wa nakhsya adzabak, inna adzabakal jidda bil kuffari mulhaq.
 


Artinya: "Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu.”

“Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari.”

“Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir."

Baca juga: Sejarah Bulan Safar Dianggap Bulan Sial, Ada 10 Peristiwa Penting dalam Islam Terjadi di Bulan Safar

Amalan-amalan di Bulan Safar

1. Meningkatkan ketakwaan

Seorang muslim lazimnya berupaya menjadi pribadi yang lebih baik di setiap waktunya.

Sekalipun sudah baik, untuk menjadi taat dan lebih baik adalah ibadah abadi yang dikejakan manusia.

Oleh karena di Bulan Safar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bertakwa artinya menjalankan semua perintah Allah SWT dan mengindari semua larangan-Nya.

2. Memperbanyak zikir

Amalan berzikir sebenarnya tak pernah lepas dikerjakan setiap saat.

Berzikir adalah akikatnya menjadi kewajiban umat muslim.

Sebagaimana termaktub dalam Ummul Quran dan bacaan doa lainnya.

“Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan dan berat di timbangan: (yaitu bacaan) subhaanallah wabihamdihi subhaanallahil adzim.” (HR Bukhari).

Dalam rangka meningkatkan ketakwaan maka dikerjakan amalan memperbanyak zikir agar selalu mengingat Sang Maha Kuasa.

3. Salat Duha

Selain salat Fardu lima rakaat, muslim sangat dianjurkan melaksanakan Salat sunnah Rasulullah.

Salah satunya adalah salat Duha.

Tentu saja mengerjakan amalan salat Duha dapat dilakukan di Bulan Safar maupun bulan lainnya.

Terdapat keutamaan bagi muslim yang melaksanakan salat Duha.

Rasulullah SAW bersabda : “Salat Duha itu salat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

4. Salat Berjemaah

Bagi kaum adam, Salat berjemaah di Masjid hendaknya menjadi muakkad.

Pasalnya keistimewaan melaksanakan Salat berjemaah di Masjid mendapatjan pahala 27 kali lipar dari salat sendirian.

5. Membaca Al Quran

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali.” (HR. At Tirmidzi dan At Thabrani).

Oleh karena itu amalan membaca Al Quran menjadi amalan yang sangat dianjurkan dikerjakan muslim hakikatnya setiap saat.

Nah, itulah beberapa amalan yang dapat dikerjakan pada Bulan Safar.

Masih banyak amalan lainnya yang dapat dikerjakan muslim.

Seperti berpuasa sunnah, memanjatkan Shalawat Nabi, bersedekah dan lain sebagainya.

6. Berdoa

Tentu saja, setiap harinya sahabat muslim dapat memanjatkan doa.

Namun ada hal yang istimewa memanjatkan doa di Bulan Safar.

Dikutip dari dalamislam.com berdoa di Bulan Safar ternyata termasuk dalam waktu mustajab.

Rasulullah SAW bersabda, “Tiga doa yang terkabulkan tanpa diragukan; doa orang tua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang terzhalimi.(H.R Tirmidzi no.1905, Abu dawud 1536, dan dihasankan al-Albani.)

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, 

“Bertambah lamanya suatu safar akan lebih menjadikan sebuah doa terkabulkan, karena hati saat itu rendah disebabkan keasingan diri dari kampung halamannya, sedangkan kerendahan diri dan menanggung beban merupakan sebab terkabulkannya doa.” (jami’ul ‘Ulum walhikam 1/269).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved