Sepanjang Mei 2025, Bandara Kertajati Hanya Dikunjungi 256 Wisatawan Asing

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 257 kunjungan tercatat turun 23,05 persen dibandingkan April. 

Penulis: Nappisah | Editor: Ravianto
nappisah/tribunjabar
BANDARA KERTAJATI - Ronald H. Sinaga, Senior Executive Vice President PT BIJB. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 257 kunjungan tercatat turun 23,05 persen dibandingkan April.  

Selain Scoot, Ronald mengatakan pihaknya juga sedang menjajaki kembali rute ke Malaysia sebagai langkah strategis berikutnya.

 “Malaysia adalah pasar logis. Dulu pernah jalan, sekarang kita usahakan hidupkan lagi. Kita sedang negosiasi aktif,” ungkapnya.

Di sisi domestik, BIJB sempat melayani rute ke Denpasar dan Balikpapan melalui maskapai Super Air Jet. Namun, lantaran rendahnya jumlah penumpang, penerbangan-penerbangan itu tidak berumur panjang.

 “Waktu kita buka rute domestik, pesawat sudah siap. Tapi penumpangnya kurang. Siapa yang mau tanggung rugi? Maskapai? Enggak ada yang mau," katanya. 

Isu tentang BIJB mangkrak sempat ramai di media sosial. Namun menurut Ronald, anggapan itu keliru. 

Bandara tidak bisa dinilai dari banyak-tidaknya penerbangan semata. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem rute, maskapai, dan penumpang secara simultan.

“Kalau mangkrak itu tidak ada yang beroperasi sama sekali. Sekarang kita sudah ada penerbangan, kita rawat infrastrukturnya, kita jaga semua SOP-nya. Artinya, ini bukan soal bangunan mati, tapi soal momentum," katanya. 

Ronald menyebut nilai potensi inventasi hingga potensi pertumbuhan ekonomi di sekitae Kertajati akan tetap tumbuh. 

Ia mencontohkan saat pembebasan lahan dulu, harga tanah hanya Rp50.000 per meter persegi. Sekarang, harga di sekitar bandara melonjak jadi Rp2,5 juta.

 “Yang untung siapa? Masyarakat pemilik tanah. Padahal kita bangun ini bukan buat bisnis pribadi. Ini investasi jangka panjang untuk daerah," ucaonya. 

Pihaknya optimistis bahwa Kertajati akan tumbuh menjadi simpul penting penerbangan internasional, khususnya untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, dan sekitarnya. 

Apalagi, kata dia, dengan prospek penerbangan umrah yang mulai digarap serius, rute-rute internasional akan segera kembali aktif.

 “Kita punya infrastruktur. Tinggal maskapai dan pasar yang kita bangun bersama. Ini bukan mangkrak, ini sedang menuju masa bangkit,” kata Ronald. (*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved