Sosok KH Abbas dari Cirebon Jadi Calon Pahlawan Nasional, TP2GP Temukan Bukti Perjuangan
KH Abbas sendiri dikenal luas sebagai ulama kharismatik yang turut terjun langsung dalam perjuangan kemerdekaan, termasuk Perang 10 November 1945
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Harapan masyarakat Kabupaten Cirebon untuk memiliki tokoh pahlawan nasional semakin dekat menjadi kenyataan.
Sosok KH Abbas Abdul Jamil atau yang akrab disapa Kiai Abbas, kini resmi masuk dalam daftar Calon Pahlawan Nasional (CPN) yang sedang diverifikasi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, bahkan menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya atas kunjungan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang datang langsung untuk meninjau situs perjuangan Kiai Abbas.
Baca juga: Sosok Agam Rinjani Pemandu Dipuji Warga Brasil Ikut Bantu Evakuasi Juliana Marins, Dianggap Pahlawan
“Kami ucapkan terima kasih atas kedatangan tim dari pusat maupun Provinsi Jawa Barat yang akan meninjau langsung tempat-tempat bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan KH Abbas Abdul Jamil."
"Harapan kami besar, semoga beliau segera ditetapkan menjadi pahlawan nasional,” ujar Imron, Sabtu (5/7/2025).
Menurut Imron, perjuangan Kiai Abbas layak mendapat pengakuan negara.
Pengukuhan beliau sebagai pahlawan nasional akan menjadi kebanggaan tidak hanya bagi keluarga besar Pondok Buntet Pesantren, tetapi juga seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon.
"Ini akan menjadi sejarah penting, sekaligus motivasi bagi generasi muda untuk terus mengenang perjuangan beliau,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan TP2GP Kemensos RI, Edi Suharto mengungkapkan, bahwa proses verifikasi sudah berjalan dengan baik.
Menurutnya, dokumen administratif dan kesejarahan yang diajukan Pemkab Cirebon sudah hampir lengkap.
“Alhamdulillah, prosesnya sudah berjalan dengan baik."
"Kelengkapan administrasi dari TP2GD daerah maupun pusat kemarin sudah disampaikan dan memenuhi syarat."
"Tinggal beberapa langkah lagi untuk kita usulkan,” jelas Edi dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun.
TP2GP juga telah melakukan verifikasi lapangan guna menilai otentisitas perjuangan KH Abbas.
Verifikasi dilakukan tidak hanya melalui dokumen dan buku sejarah, tetapi juga lewat artefak dan situs-situs bersejarah yang masih dijaga oleh masyarakat.
“Kami melihat langsung bagaimana perjuangan beliau itu masih hidup, masih berdenyut di tengah masyarakat."
Baca juga: Peringati Hari Bhayangkara ke-79, Polres Indramayu Gelar Bakti Religi di Taman Makam Pahlawan
"Ada buku, ada dokumen, ada artefak, bahkan perjuangan beliau masih dilanjutkan oleh masyarakat di sini,” katanya.
KH Abbas sendiri dikenal luas sebagai ulama kharismatik dari Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, yang turut terjun langsung dalam perjuangan kemerdekaan, termasuk Perang 10 November 1945 di Surabaya.
Ia juga merupakan tokoh pembaharu pendidikan pesantren dengan memperkenalkan sistem klasikal madrasah sejak era 1920-an.
KH Mustahdi Abdullah Abbas, cicit dari Kiai Abbas menegaskan, bahwa gelar pahlawan bukan untuk kebutuhan pribadi, melainkan untuk generasi bangsa.
“Gelar Pahlawan Nasional tidaklah penting bagi sosok Kiai Abbas."
"Namun hal tersebut menjadi penting bagi kita semua sebagai ikhtiar merawat spiritnya, menjaga semangatnya dan menumbuhkan sikap kebangsaan dan kepahlawanan beliau di dalam diri kita dan anak cucu kita,” ujar Mustahdi.
Senada, Penjabat Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren, KH Aris Ni'matullah menyebut, perjuangan Kiai Abbas lahir dari keikhlasan.
"Kiai Abbas sendiri tidak berkenan dengan gelar Pahlawan Nasional itu."
"Seperti orang tua yang memberikan jiwa raganya untuk anak, tentu tidak ada harapan mendapatkan balasannya."
"Kita sebagai santrinya tentu ingin menempatkan beliau dalam posisi yang sebenarnya,” ucap Aris.
Anggota Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), Mohammad Fathi Royyani menyampaikan, bahwa dokumen pengusulan sudah sangat memadai.
"Secara dokumen, pengusungan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional sudah memenuhi kriteria."
"Namanya diambil sebagai nama gedung, masjid, perpustakaan, hingga Asrama Haji."
"Banyak data primer terbaru ditemukan, seperti dokumen Belanda hingga surat kabar New York Times,” jelas peneliti BRIN itu.
Bahkan menurut Prof KH Asep Saifuddin Chalim, kelengkapan data KH Abbas melampaui tokoh-tokoh lain yang juga diusulkan sebagai pahlawan nasional.
“Dari seluruh yang diusulkan, tidak ada yang selengkap ini,” kata Asep.
Dengan segala kontribusi dalam perjuangan kemerdekaan, pendidikan, hingga keagamaan, masyarakat Cirebon berharap negara segera menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Abbas Abdul Jamil.
Sebuah penghargaan atas dedikasi seorang ulama pejuang yang kiprahnya abadi dalam sejarah bangsa.
35 Cabor Ajukan Mosi Tidak Percaya, KONI Kaupaten Cirebon Tuduh Dugaan Provokasi |
![]() |
---|
3 Pabrik Biji Plastik di Cirebon Ludes Terbakar, Damkar Kesulitan Air dan Terhambat Jam Sekolah |
![]() |
---|
Jasad Bayi Dibuang ke Sungai di Cirebon, Terungkap setelah Ojol Curiga Penumpang Buang Sampah |
![]() |
---|
Pria Bandung Digerebek di Sedong Cirebon, Ratusan Obat Keras Tanpa Izin Diamankan Polisi |
![]() |
---|
Harga Beras Melambung, Bulog Cirebon Gencar SPHP, Warga Antre Panjang di Polresta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.