Persib Bandung
Perjalanan Karier Dedi Kusnandar, Sempat Perang DIngin dengan Sang Ayah karena Tinggalkan Persib
Kesuksesan di level senior melengkapi perjalanan karier Dedi, atau yang akrab disapa Dado, sejak usia muda bersama Persib.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dedi Kusnandar, gelandang bertahan andalan Persib Bandung, telah menjadi figur penting dalam kesuksesan klub berjuluk Pangeran Biru.
Pemain yang mengenakan nomor punggung 11 ini memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan permainan tim, baik saat transisi menyerang maupun bertahan. Kontribusinya berperan besar dalam torehan prestasi back-to-back champions yang diraih Persib.
Kesuksesan di level senior melengkapi perjalanan karier Dedi, atau yang akrab disapa Dado, sejak usia muda bersama Persib.
Pemain kelahiran Sumedang, 23 Juli 1991, ini telah menjadi bagian penting tim saat meraih gelar Piala Haornas 2005 dan Piala Soeratin 2006.
Perjalanan kariernya sempat membawanya menjajal berbagai klub. Setelah sempat memperkuat Pelita Jaya, Arema Indonesia, dan Persebaya United, Dado kembali ke Persib pada tahun 2015.
Tak butuh waktu lama, ia langsung menunjukkan kontribusi nyata dengan membantu tim meraih gelar Piala Presiden di tahun yang sama.
Namun, setiap pencapaian Dado tidak diraih dengan mudah. Dalam sebuah wawancara di program Behind the Story yang disiarkan Persib TV, ia berbagi cerita tentang perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam karier sepakbolanya hingga akhirnya menjadi salah satu pilar utama tim kebanggaan Bobotoh.

Dado mengungkapkan bahwa tawaran untuk bergabung dengan Persib sempat beberapa kali datang, tetapi ia menolaknya karena berbagai alasan.
“Membela Persib bukan hanya soal kemampuan mengolah bola, tapi juga tentang kesiapan mental yang akan diuji,” ujar Dado.
Salah satu keputusan besar dalam hidupnya adalah meninggalkan Diklat Persib untuk bergabung dengan Pelita Jaya U-21 pada tahun 2008.
Keputusan tersebut tidak hanya membawa konsekuensi profesional, tetapi juga personal. Dado mengaku harus berhadapan dengan perang dingin dengan sang ayah yang sangat ingin melihatnya bermain di Persib U-21.
Namun, keputusan itu terbukti tepat, karena ia berhasil membawa Pelita Jaya U-21 menjadi juara Liga Super Indonesia U-21 musim 2008/09.
“Setelah itu, saya promosi ke tim senior Pelita Jaya dan bermain bersama pemain-pemain hebat seperti Bang Firman, Bang Supardi, dan Bang Ridwan. Rasanya seperti mimpi bisa bermain bersama mereka. Kesempatan itu juga membuka jalan saya mengikuti seleksi tim nasional untuk SEA Games, meskipun gagal. Setelah empat tahun di Pelita Jaya, tawaran dari Persib datang kembali,” kenang Dado.

Namun, kesempatan tersebut belum ia ambil. Dado memilih berpetualang ke Arema Indonesia pada 2012-2013, yang membawanya mendapatkan panggilan untuk membela Timnas Indonesia.
“Musim berikutnya, saya mendapat tawaran lagi dari Persib. Tapi, saya memilih Persebaya United. Setelah berdiskusi dengan keluarga, saya merasa belum siap kembali ke Persib. Saya ingin terus mencari pengalaman dan merantau lebih jauh,” jelasnya.
Persib Bandung Gagal Menang, Bojan Hodak Tetap Puas, Sebut Permainan Terbaik dalam 3 Tahun Terakhir |
![]() |
---|
Strategi Rotasi Bojan Hodak Hadapi Beban Ganda Persib: Jadwal Padat 18 Laga di Liga dan Asia |
![]() |
---|
King Eze hingga Fabiano: 4 Alumni Persib Tampil Garang di Championship |
![]() |
---|
Belum Dapat Menit Bermain Sejak Direkrut Persib, Alfeandra Dewangga Terjebak di Pinggir Lapangan |
![]() |
---|
Nasib Pahit Gelandang Lokal Persib Bandung: Primadona di Tim Lama, Kini Tak Terpakai Bojan Hodak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.