"Bahan Baku" Melimpah, Pasar Caringin Bandung Mengolah Sampah jadi Kompos dan Pakan Ternak

Proses pemilahan sampah yang berasal dari para pedagang di pasar ini merupakan inisiatif pertama di Indonesia. 

bandung.go.id
Pengelolaan sampah di Pasar Caringin, Kota Bandung. 

TRIBUNJABAR,ID, BANDUNG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Nining Yuliastiani, menunjukkan kekaguman saat menyaksikan proses pemilahan serta penggilingan sampah sayuran dan buah-buahan di Pasar Caringin, Bandung, Jumat, 20 Juni 2025.

Dalam kunjungannya, Nining melihat langsung bagaimana limbah pasar, yang oleh pengelola disebut sebagai "bahan baku," diolah menjadi produk bernilai seperti kompos, pupuk cair, dan pakan ternak berkualitas tinggi.

Langkah inovatif yang diinisiasi pengelola pasar ini mendapatkan apresiasi tinggi dari Nining. Ia menilai upaya tersebut tidak hanya menjadi solusi untuk mengatasi sampah, tetapi juga mampu menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat.

"Penyerapan bahan baku ini mencapai 40 ton per hari atau setara dengan 90 persen dari total sampah yang dihasilkan pasar. Ini pencapaian luar biasa," katanya.

Proses pemilahan sampah yang berasal dari para pedagang di pasar ini merupakan inisiatif pertama di Indonesia. Nining pun menegaskan dukungannya terhadap inovasi ini.

"Kami dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian siap memberikan bantuan kepada pengelola agar inovasi ini dapat terus berkembang," ungkapnya.

Kepala BP3C Bandung, Asep Syarief Hidayat, mengungkapkan bahwa inovasi ini tidak hanya terfokus pada pengolahan limbah pasar, tetapi juga melibatkan edukasi bagi para pedagang.

"Para pedagang telah mulai memilah sampah mereka, menentukan mana yang dapat dijadikan bahan baku kompos dan mana yang termasuk residu," jelas Asep.

Ia menyebutkan bahwa langkah ini merupakan tonggak penting untuk membangun kesadaran lingkungan di kalangan pedagang.

"Para pedagang sudah mulai sadar melakukan pemilahan mana sampah yang bisa dijadikan bahan baku kompos dan mana yang benar-benar sampah atau kami sebut residu," ujar Asep.

Kompos Berkualitas Tinggi: Solusi untuk Pertanian

Dr. Ir. Sapto Prajogo, M.Si, selaku konsultan pengolah limbah pasar, menjelaskan bahwa mesin penggiling di pasar ini menghasilkan kompos padat dan cair dengan kualitas terbaik.

"Kompos ini telah diujicobakan pada lahan persawahan, dan hasilnya sangat memuaskan. Produksi padi meningkat signifikan," tutur Sapto.

Sapto berharap inovasi yang diterapkan di Pasar Caringin bisa menjadi model bagi pasar lain di Jawa Barat, bahkan di seluruh Indonesia. Ia juga memamerkan hasil pengolahan berupa serpihan sayuran hijau dan cairan yang sangat bermanfaat sebagai pupuk cair.

"Hasilnya sangat memuaskan," ujarnya penuh keyakinan.

Sejak tempat pengolahan limbah ini mulai beroperasi, suasana di Pasar Caringin, terutama di blok pedagang sayur dan buah, menjadi lebih bersih.

Tumpukan sampah busuk yang biasanya menumpuk di sekitar jalanan kini tak lagi terlihat. Kondisi pasar yang lebih bersih ini memberikan kenyamanan bagi pedagang maupun pembeli.

Pengelolaan limbah di Pasar Caringin dilakukan dengan pendekatan holistik. Para pedagang didorong untuk memilah sampah organik dan non-organik.

Sampah organik kemudian diolah menggunakan teknologi fermentasi, menghasilkan pupuk cair serta pakan cacing. Sementara itu, sampah non-organik dikelola melalui insinerator atau alat pembakar sampah.

Dengan berbagai inovasi ini, Pasar Caringin tidak hanya menjadi pusat perdagangan, tetapi juga pionir dalam pengelolaan limbah berkelanjutan. Transformasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pasar-pasar lainnya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved