Pedagang Kopi di Bekasi Kapok Plih Dedi Mulyadi, Warung Dibongkar Tanpa Pemberitahuan: Cuma Ngonten

Seorang pedagang kopi di Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, kapok memilih Dedi Mulyadi.

|
Kolase Tribunjabar.id, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya, Kompas TV
KEKECEWAAN WARGA - Warga Kampung Gabus, Kabupaten Bekasi, bernama Irwansyah (kanan) merasa kecewa berat karena Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membongkar tempat usahanya yang diklaim didirikan di tanah warisan kakeknya. Foto Dedi Mulyadi diambil pada Selasa (3/6/2025). Foto Irwansyah diambil pada Rabu (28/6/2025) 

TRIBUNJABAR.ID - Seorang pedagang kopi di Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, kapok memilih Dedi Mulyadi.

Pedagang kopi itu adalah Irwansyah, ia mengaku tidak akan lagi mencoblos Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada pemilihan berikutnya.

Hal itu lantaranya ia kecewa warungnya dibongkar Satpol PP atas perintah sang gubernur, Rabu (18/6/2025).

"Enggak mau milih lagi (Dedi Mulyadi) saya, sudah kecewa. Saya rakyat kecil, jual kopi Rp 1.000-Rp 2.000, keuntungannya buat nafkahin anak saya, kalau begini kan saya mau makan dari mana, kerjaan susah," kata Irwansyah di lokasi pembongkaran, dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan, Sebagian besar pemilik bangunan di bantaran saluran irigasi Jalan Kong Isah adalah pendukung Dedi Mulyadi.

Keputusan pembongkaran itu dinilai mematahkan harapan mereka.

"Ya terserah pemerintah mau diganti ya syukur, kalau enggak ya sudah, saya ihklasin, paling Dedi Mulyadi satu periode," ujarnya.

Baca juga: Sosok Naufal, Kerja Hidupi Keluarga, Kini Lolos ITB & Dapat Rp40 Juta, Dedi: Lebih Hebat dari Bupati

Menurutnya, Dedi Mulyadi sempat datang ke Kampung Gabus beberapa waktu lalu.

Namun tidak menyampaikan rencana penertiban bangunan liar.

Surat peringatan justru diterima warga menjelang eksekusi.

"Enggak dikasih tahu (saat Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Gabus), cuma ngonten doang," keluhnya.

Ngaku Cucu Bupati Bekasi

Irwansyah mengaku dirinya cucu Bupati Bekasi periode 1958-1960, Nausan.

Ia mengklaim mendirikan tempat usaha di atas tanah warisan Nausan.

Klaim garis keturunan dan tanah warisan itulah yang membuatnya berani mendirikan bangunan di atas lahan Perum Jasa Tirta (PJT).

"Ini tanah warisan engkong saya, Kong Haji Nausan Bupati (ketiga) Bekasi, itu ada makamnya di situ. Makanya saya berani bangun warung di sini, buat usaha," ucap Irwansyah

Irwansyah lantas mempertanyakan tujuan pembongkaran bangunan di sepanjang Jalan Kong Isah.

"Sekarang ini mau dibangun apa? Saluran air sawah sudah habis buat perumahan, bikin jalanan, jalanan yang ada juga belum dirapikan. Ini saja jalan enggak kepakai," ungkap dia. 

Irwansyah pun mengancam akan melawan apabila makam Nusan yang tak jauh dari lokasi turut dibongkar.

"Mending perang sekalian kalau makam engkong saya dibongkar," tegas Irwansyah.

50 Bangunan Rata Tanah

Diketahui, Satpol PP Kabupaten Bekasi merobohkan 50 bangunan liar yang berdiri di lahan milik Perum Jasa Tirta.

Kepala Bidang Trantib Satpol PP Ganda Sasmita menerangkan, instruksi dating dari Dedi Mulyadi melalui Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang setelah kunjungan gubernur ke wilayah tersebut.

Penertiban dimulai pukul 10.00 WIB dengan pembacaan berita acara di hadapan warga.

Baca juga: Satpam di Sukabumi Menjerit, Amankan Warga Luar yang Ngamuk di Perumahan Malah jadi Tersangka

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membangun fasilitas pengelolaan sumber daya air di lokasi tersebut.

Setelah pembongkaran, Irwansyah mengaku belum menemukan tempat baru untuk berjualan.

Ia pun khawatir mata pencaharian karena keterbatasan modal dan lapak yang sesuai.

(Tribunjabar.id/Salma Dinda) (Kompas.com/Achmad Nasrudin)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved