Sepanjang 2025 Lima Pabrik di Jawa Barat Gulung Tikar, Ribuah Pekerja Sudah Terkena PHK
Sepanjang 2025 sudah ada lima pabrik di Jawa Barat yang menutup operasionalnya dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sepanjang 2025 sudah ada lima pabrik di Jawa Barat yang menutup operasionalnya dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya.
Kepala Bidang Hubungan Industrial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Firman Desa, mengatakan lima pabrik yang gulung tikar itu tersebar di tiga daerah yakni Kabupaten Bekasi, Kota Cimahi dan Kabupaten Garut.
"Betul, ada lima perusahaan yang tutup di wilayah Bekasi, Cimahi, dan Garut, dua diantaranya tutup di tahun 2025 ini," ujar Firman, Sabtu (14/5/2025).
Adapun lima perusahaan yang tutup itu yakni, PT. Sanken Indonesia, PT. Yamaha Music Product Asia, PT. Tokai Kagu yang berlokasi di Kabupaten Bekasi, PT. Danbi internasional di Kabupaten Garut dan PT. Bapintri di Kota Cimahi.
Alasan penutupan pabrik ini, kata dia, mulai dari dampak ekonomi global hingga pandemi Covid-19.
Baca juga: Okupansi Minim, Ratusan Karyawan Hotel dan Restoran di Bandung Barat Kena PHK
"Kalo Bapintri memang selalu mengalami kerugian pada saat pandemi, dan puncaknya sekarang mereka tutup. Kemudian untuk Danbi mereka dipailit kan oleh salah satu vendor-nya. Tapi memang Danbi ini dari tiga tahun sebelumnya sudah bermasalah, yang awalnya dipicu oleh krisis ekonomi global, di mana permintaan order sangat menurun dari pasar Eropa," katanya.
Akibat lima pabrik tutup, sebanyak 3.200 pekerja yang telah dirumahkan dengan rincian, PT. Sanken Indonesia ada 459 orang yang di PHK, PT. Yamaha Music Product Asia 200 orang, PT. Tokai Kagu 195 orang.
"Sementara, PT. Danbi international di Kabupaten Garut sebanyak 2079 orang, dan PT. Bapintri 267 orang," ucapnya.
Sementara tahun lalu, kata dia, PHK di Jawa Barat jumlahnya mencapai 26.820 orang. Sektor paling banyak melakukan PHK yaitu industri manufaktur. Wilayah paling banyak terjadi PHK di daerah Cikarang dan Bekasi yang mencapai 2.965 orang, kemudian Karawang 3.138 orang, Kota Bekasi 4.346 orang.
"Kebanyakan industri manufaktur seperti garmen dan tekstil," ucapnya.
Disnakertrans Provinsi Jabar juga, kata dia, mendapatkan data yang dilaporkan oleh 16 kabupaten dan kota sepanjang 2024. Hasilnya, ada 6.453 orang terkena PHK di masing-masing industri yang ada di wilayah tersebut. Dari data ini terlaporkan paling banyak ada di wilayah Kabupaten Bogor yang mencapai 1.294 orang.
Kemudian, Kabupaten Bandung Barat 991 orang, Kota Bekasi ada 846 orang, Kabupaten Subang 663 orang, Kabupaten Purwakarta 560 orang, Kabupaten Bandung 556 orang, Kota Bandung 377 orang, Kabupaten Cirebon 208 orang.
"Sementara dari laporan 16 daerah itu, untuk Kabupaten Cianjur 0, Kabupaten Majalengka 0, Kabupaten Sumedang 0, serta ada beberapa daerah lain yang nol kasus," katanya.
Jumlah PHK pada 2024 ini, kata Firman sebenarnya mengalami penurunan jika dibanding 2023 yang mencapai 54.131 orang, dan kebanyakan dari sektor barang dan jasa, aneka industri, dan barang konsumsi.
"Pada tahun 2023 jumlahnya memang masih banyak, karena masih ada efek dari pandemi Covid-19. Tapi kalau dibandingkan dengan 2024 jumlah (PHK) menurun," ucapnya. (*)
Harga Gabah Naik, Pabrik Penggilingan Padi di Subang Banyak yang Tutup, Tak Sebanding Biaya Produksi |
![]() |
---|
INNALILLAHI, Kadisnaker Provinsi Jabar Meninggal, Sekda Jabar: Beberapa Hari Lalu Rapat Bersama |
![]() |
---|
Tragis! Perempuan Pekerja Pabrik di Sukabumi Tewas Kecelakaan Pagi Hari Tadi di Jalan Pelabuhan II |
![]() |
---|
Geger, Penemuan Mayat Pria di Plafon Pabrik Obat Jaktim Usai Tercium Bau Tak Sedap, Terkuak Sosoknya |
![]() |
---|
Kantor Penyalur Kerja di Cikarang Digeruduk Massa, Para Pencari Kerja Emos Terlanjur Bayar Jutaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.