Meski Baru Gempa Kecil, Warga Cikole Mulai Khawatir Erupsi Tangkubanparahu 2019 Terulang
Aktivitas vulkanik berupa gempa frekuensi rendah yang meningkat drastis di Gunung Tangkuban Perahu mulai membuat warga khawatir.
Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Aktivitas vulkanik berupa gempa frekuensi rendah yang meningkat drastis di Gunung Tangkubanparahu mulai membuat warga khawatir.
Pasalnya, meningkatnya gempa frekuensi rendah serupa pernah terjadi di tahun 2019 hingga berujung pada erupsi freatrik di Gunung Tangkubanparahu.
"Iya kita warga udah tahu ada peningkatan gempa, mudah-mudahan enggak nyampe kaya tahun 2019, ada erupsi," kata Sujud (45), warga Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (4/6/2025).
Dia merasakan langsung dampak adanya erupsi freatrik Tangkubanparahu tahun 2019. Tak hanya menimbulkan kekhawatiran, adanya erupsi membuat aktivitas berdagang yang dilakukan oleh Sujud di salah satu tempat wisata di Cikole berhenti total.
"Iya waktu itu kita sampai tidak bisa dagang, karena ditutup. Sekarang makin khawatir, apalagi ini kan kondisi lagi menurun wisatawan ke Lembang, dengan adanya ini makin sepi. Tapi ya gemana lagi," ujarnya.
Meski begitu, Sujud dan warga setempat telah meningkatkan kewaspadaan seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik di Tangkubanparahu.
"Warga di sini udah pada tahu harus bagaimana (saat terjadi erupsi), mayoritas kan udah ngerasain pas 2019, jadi insyaallah lebih waspada dan mudah-mudahan tidak sampai erupsi," tandasnya.
Diberitakan, aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu kian meningkat. Pada Selasa (3/6/2025) gempa frekuensi rendah atau low frequency (LF) terjadi mencapai 270 kali.
Penyelidik Bumi Ahli Utama dari Badan Geologi, Kristianto, mengatakan gempa LF di Gunung Tangkuban Parahu mengalami peningkatan drastis sejak awal Juni 2025.
"Dari data kegempaan dan deformasi ada peningkatan sejak tanggal 1 (Juni) di mana gempa LF terekam 100 kejadian, kemudian 134 kali di hari berikutnya, dan hari Selasa (kemarin) itu meningkat jadi 270 kejadian," kata Kristianto di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, Rabu (4/6/2025).
Kristianto mengungkapkan, pihaknya terus melakukan koordinasi lintas instansi terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu.
Opsi untuk meningkatkan level status di Tangkuban Parahu pun masih dalam tahap kajian dari tim Badan Geologi yang masih melakukan sejumlah pendataan lanjutan terkait aktivitas vulkanik itu.
"Saat ini masih level I atau normal," ujarnya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Macan Tutul Kabur di Lembang Makin Tak Terlacak, Diperkirakan Masuk ke Gunung Tangkubanparahu |
![]() |
---|
Tahap Akhir Pencarian Macan Tutul Lepas dari Lembang Park & Zoo, Tim Sedang Pastikan Ada di Hutan |
![]() |
---|
Upaya Terakhir Pencarian Macan Tutul Kabur di Bandung Barat, Observasi Jejak Kaki di Tangkubanparahu |
![]() |
---|
Macan Tutul yang Kabur dari Lembang Park Lari ke Hutan Tangkubanparahu tapi Belum Masuk Area |
![]() |
---|
Daftar Orang Hilang Pasca-Demo Agustus 2025 menurut KontraS, Termasuk Fujian Esa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.