Meski Bandung Bebas PMK, DKPP Tetap Waspadai Hewan Kurban Sakit Mata atau Stres

Hewan ternak di Kota Bandung dipastikan sudah terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun pemerintah tetap mewaspadai penyakit lain pada hewan

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
PEMERIKSAAN HEWAN KURBAN - Petugas DKPP Kota Bandung saat melakukan pemeriksaan hewan kurban beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hewan ternak di Kota Bandung dipastikan sudah terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun pemerintah tetap mewaspadai penyakit lain pada hewan kurban saat Idul Adha tahun 2025 ini.

Kewaspadaan tersebut dilakukan karena 95 persen hewan kurban di Kota Bandung dipasok dari luar daerah seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kota Cimahi, Garut, Subang, hingga Tasikmalaya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, untuk menghindari masuknya hewan yang terinfeksi penyakit, pihaknya telah menerbitkan surat edaran tentang pemasukan hewan ke Kota Bandung.

"Kita antisipasi penyebaran penyakit menular. Walaupun PMK di Bandung sudah bebas, tapi lalu lintas hewan dari luar kota masih membawa potensi risiko," ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin (19/5/2025).

Gin Gin mengatakan, setiap hewan untuk kurban harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan harus melalui proses pengajuan rekomendasi resmi dari dinas asal.

Menurutnya, kondisi hewan kurban dari luar daerah tersebut sebagian besar tetap sehat, namun tidak menutup kemungkinan terdapat penyakit ringan akibat perjalanan.

"Penyakit ringan seperti sakit mata atau stres akibat angin dan udara selama perjalanan sering ditemukan. Untuk itu biasanya kita rawat dengan vitamin," kata Gin Gin.

Atas hal tersebut, pihaknya tetap akan meningkatkan kewaspadaan menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, di antaranya dengan melakukan pemeriksaan hewan secara menyeluruh baik penyakit ringan maupun berat.

"Tapi kalau (ada) penyakit berat seperti PMK, antraks, atau zoonosis, kita kembalikan ke daerah asal," ucapnya.

Gin Gin mengatakan, seluruh proses dilakukan sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam memastikan pelaksanaan kurban berjalan aman, sehat, dan sesuai syariat. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved