Bedah Buku di UM Bandung, BNPT Ajak Pihak Kampus Kolaborasi Program Pembinaan Eks Napiter

BNPT mengajak Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung berkolaborasi dalam program pembinaan eks narapidana teroris (napiter).

Tribun Jabar/ Ahmad Imam Baehaqi
BEDAH BUKU - Mantan Amir JI, Mbah Zarkasi (kedua kanan), saat menjadi narasumber dalam Bedah Buku Jemaah Islamiyah The Untold Story di Aula KH Ahmad Dahlan UM Bandung, Jalan Soekarno - Hatta, Kota Bandung, Kamis (15/5/2025). Dalam kesempatan ini BNPT mengajak UM Bandung berkolaborasi dalam program pembinaan eks napiter. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung berkolaborasi dalam program pembinaan eks narapidana teroris (napiter).

Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono, mengatakan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 disebutkan beberapa bidanh pembinaan kepada orang yang pernah terpapar paham radikal.

Di antaranya, pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan wawasan keagamaan, dan pembinaan kewirausahaan yang hingga kini dilaksanakan secara kontinyu baik oleh BNPT maupun Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

"Dalam kesempatan ini, kami secara khusus mengajak UM Bandung untuk terlibat secara aktif dalam pembinaan eks napiter, khususnya yang telah berikrar setia kepada NKRI," ujar Eddy Hartono saat membuka Bedah Buku Jemaah Islamiyah The Untold Story di Aula KH Ahmad Dahlan UM Bandung, Jalan Soekarno - Hatta, Kota Bandung, Kamis (15/5/2025).

Baca juga: Lawannya Lebih Berduit dan Orang Kuat, Nikita Mirzani Diprediksi Susah Bebas dari Penjara

Eddy mengatakan bahwa perguruan tinggi termasuk UM Bandung memiliki peran strategis dalam pembinaan terhadap eks napiter, baik dalam pembinaan wawasan kebangsaan, keagamaan, maupun kewirausahaan.

Menurut Eddy, selama ini BNPT dan Densus 88 Antiteror Polri juga selalu melibatkan kementerian maupun lembaga terkait dalam pembinaan kewirausahaan bagi mantan napiter di berbagai daerah di Indonesia.

Para eks napiter diberi pelatihan keterampilan hingga bantuan modal untuk berwirausaha, sehingga mereka memiliki bekal ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Harus diakui, salah satu faktor pendukung orang mudah terpapar paham radikal adalah faktor ekonomi, sehingga kami dari BNPT dan Densus 88 Antiteror Polri sangat concern dalam pembinaan kewirausahaan bagi eks napiter," kata Eddy Hartono.

Selain itu, sejak pertengahan tahun lalu BNPT dan Densus 88 Antiteror Polri juga aktif membina lebih dari delapan ribuan mantan anggota jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) yang membubarkan diri pada Juni 2024.

Eddy menyampaikan bahwa ribuan mantan anggota JI tersebut hingga kini menjadi tanggung jawab negara, karena telah kembali ke pangkuan NKRI, dan rutin mendapatkan pembinaan dari BNPT maupun Densus 88 Antiteror Polri.

"Sebenarnya, kami sempat terkejut juga, karena di database tercatat hanya 1000 anggota JI, tetapi setelah amir atau pimpinannya menginstruksikan pembubaran tiba-tiba muncul anggotanya sampai delapan ribuan," ujar Eddy Hartono.

Baca juga: HEBOH Ririe Fairus Unggah Foto Bersama Pria Pakai Gaun Pengantin, Netizen Menduga Mau Nikah Lagi

Sementara Rektor UM Bandung, Herry Suhardiyanto, mengingatkan seluruh mahasiswa UM Bandung mengenai paham radikal sangat bertentangan dengan gerakan Muhammadiyah yang mengakui pancasila dan NKRI sesuai konsep Darul Ahdi wa Syahadah.

"Jangan sampai salah memahami mengenai konsep tersebut, karena Darul Ahdi wa Syahadah berarti Muhammadiyah menerima dan siap mempertahankan NKRI sebagai kesepakatan bersama seluruh masyarakat," kata Herry Suhardiyanto.

Bedah buku yang ditulis Kadensus 88 Antiteror Polri, Irjen Pol Sentot Prasetyo, itu juga menghadirkan sejumlah narasumber, dan salah satunya ialah mantan Amir JI, Zarkasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved