Pendidikan Karakter di Barak Militer
Mulai Juni, Warga Jabar Suka Mabuk Hingga Malak, Akan Dikirim ke Barak Militer, Jadi Tukang Macul
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal memasukkan warga bermasalah ke barak militer, untuk mendapatkan pendidikan berkarakter
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal memasukkan warga bermasalah ke barak militer, untuk mendapatkan pendidikan berkarakter seperti pelajar SMA sederajat.
Warga bermasalah yang dimaksud Dedi Mulyadi adalah mereka yang suka mabuk di tempat umum, preman tukang malak hingga mengganggu investasi di Jawa Barat.
Warga bermasalah ini akan dibina di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.
"Ada dua hal yang berperilaku pidana maka proses hukum akan tetap berjalan, kemudian ada upaya yang bisa dilakukan terhadap mereka yang tidak memiliki unsur pidana tapi bikin resah yaitu dibawa ke barak militer setelah program bela negara pendidikan kedisiplinan untuk anak selesai," ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (10/5/2025).
Menurutnya, keluarga yang ditinggalkan nantinya akan tetap diberikan nafkah dari warga bermasalah yang dipekerjakan dan gajinya diserahkan langsung kepada keluarga masing-masing.
Baca juga: Bukan Pendidikan Militer kata Dedi Mulyadi soal 40 Siswa Jalani Pembinaan di Makodim 0610/Sumedang
"Nanti kita kirim ke barak militer. Tetapi ada keluarga yang ditinggalkan. Nah, untuk keluar mereka yang ikut pendidikan, kita suruh bekerja. Jadi kuli bangunan, tukang pikul, tukang macul, kemudian kami berikan upahnya, kirim ke keluarga," katanya.
Rencananya, program ini akan mulai digulirkan pada Juni 2025. Sambil menunggu program pendidikan berkarakter untuk pelajar "nakal" selesai.
"Mudah-mudahan Juni kita sudah mulai berjalan. Jadi, pemuda dewasa nakal, preman, yang mau jadi preman, tukang mabok, tukang bikin onar, mengganggu pasar perempatan, mengganggu investasi," katanya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi berencana memberikan pendidikan militer kepada warga bermasalah, di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.
Rencana itu akan direalisasikan setelah semua pelajar bermasalah selesai mendapatkan pendidikan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.
"Ya, ini beresin dulu (siswa bermasalah), ya kan. Sudah ini beres, saya akan menggarap pada yang dewasa. Yang dewasa ini kan yang mabuk enggak bisa dihukum, ya kan. Yang bikin onar-onar enggak bisa dihukum," ujar Dedi.
Dedi menilai jika warga dewasa yang bermasalah ini, berpotensi membuat masalah lebih besar. Misalnya, kata dia, pencuri yang sudah masuk penjara karena tindak pidana ringan, dikhawatirkan semakin lihai dan terlibat kasus pidana lebih besar.
"Kemudian kalau tindak pidananya ringan, kalau dihukum masuk lapas, divonis 6 bulan, asalnya nyuri ayam, nanti jadi nyuri sapi. Malah jadi pintar. Nah, Nah, ini kan harus segera diselesaikan," ucapnya.
Program ini, kata Dedi, nantinya bakal menggandeng beberapa pihak lebih luas, seperti seluruh sektor kepolisian yang ada di kabupaten/kota d Jabar.
"Nanti saya akan kerja sama dengan Polda Jabar, dengan Polres Metro, dan Polres di seluruh kabupaten/kota untuk nanti terjaring orang dewasa akan dimasukin ke pusat pelatihan TNI, kemudian nanti akan kita siapkan pekerjaan," ucapnya.
Galeri 24 Rayakan Ultah ke-7, Berikan Diskon Hingga 5 Persen |
![]() |
---|
Era Ekonomi Digital, Platform Berbasis Enabler Ini Dukung Transformasi Bisnis UMKM |
![]() |
---|
Wawalkot Bandung Erwin Sikapi Fenomena Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Persib Bandung Miliki 2 Pemain Handal untuk Lemparan Bola Jarak Jauh, Ini Kata Bojan Hodak |
![]() |
---|
Permintaan Kendaraan di Jabar Menunjukkan Tren Positif, MUF Auto Fest 2025 Sapa Kota Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.