Gedung Merdeka, Warisan Perjuangan Bangsa yang Menembus Zaman di Kota Bandung
Gedung Merdeka, yang juga menyimpan Arsip KAA yang telah diinskripsi sebagai Memory of the World, kini menjadi simbol penting bagi diplomasi budaya.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah megahnya Gedung Merdeka Kota Bandung, gema langkah-langkah kecil dari masa 1955 terasa kembali hidup.
Tujuh puluh tahun setelah Konferensi Asia Afrika mengubah peta perjuangan bangsa-bangsa tertindas, para tokoh, akademisi, dan pegiat budaya berkumpul untuk menyalakan kembali semangat yang sama, memperjuangkan perdamaian, melindungi warisan dunia, dan menjaga identitas bangsa di tengah ancaman global.
Dalam rangka memperingati 70 tahun KAA, Kementerian Kebudayaan RI menggelar seminar Hari Warisan Dunia. Momentum ini menjadi ajang refleksi bukan hanya atas sejarah perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, tetapi juga tentang pentingnya melestarikan warisan budaya di tengah tantangan zaman.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menegaskan pentingnya upaya menjaga Gedung Merdeka sebagai situs bersejarah.
"Kita berharap Gedung Merdeka, yang telah menjadi cagar budaya nasional, dapat segera dimasukkan ke dalam tentative list untuk menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO," ujarnya, Senin (28/4/2025).
Lebih dari sekadar bangunan tua, Gedung Merdeka dianggap sebagai "jantung sejarah" yang merekam lahirnya semangat persatuan bangsa-bangsa tertindas melawan kolonialisme.
Menurut Fadli Zon, peringatan ini tidak hanya mengenang peristiwa 70 tahun lalu, tetapi lebih penting lagi menjiwai nilai-nilai Dasa Sila Bandung semangat menghormati kedaulatan, memperjuangkan perdamaian, hak asasi manusia, dan melawan imperialisme.
"Nilai-nilai itu, masih sangat relevan hari ini, di tengah dunia yang kembali bergejolak."
Menurutnya, Peringatan Hari Warisan Dunia tahun ini menyoroti bagaimana warisan budaya dunia kini berada di bawah ancaman bencana alam dan konflik bersenjata.
Fadli Zon menuturkan, tragedi yang tengah melanda Palestina, di mana ratusan situs bersejarah di Gaza hancur akibat agresi militer Israel masih terjadi hingga saat ini.
"Ini adalah cultural genocide, penghancuran sistematis terhadap identitas dan sejarah sebuah bangsa," katanya.
Ia mencontohkan bagaimana tokoh dunia seperti Shimon Peres muda, dulu bahkan harus mengajukan visa ke negara Palestina bukti nyata eksistensi panjang bangsa Palestina.
"Kita beruntung Indonesia konsisten membela kemerdekaan Palestina sejak dulu hingga kini, dari presiden, parlemen, hingga masyarakat sipil."
Membangun Jembatan Antarbangsa
| Wawali Bandung Erwin Pastikan Kabar Dirinya Terjerat OTT Tak Benar: Tak Pernah Ada OTT Terhadap Saya |
|
|---|
| Sebelum Dugaan Korupsi Pemkot Bandung 2025, Kejari Tangani Kasus Tipikor Lainnya, Tersangkanya ASN |
|
|---|
| Mengintip Suasana Balai Kota Bandung dan Rumah Dinas usai Wawali Erwin Diperiksa Sebagai Saksi |
|
|---|
| Pemeriksaan Dugaan Korupsi Pemkot Bandung Telah Jalan 3 Bulan, Kejari Sudah Geledah Sejumlah OPD |
|
|---|
| Kasus Dugaan Korupsi Pemkot Bandung 2025 Seret Pihak PNS dan Swasta, Kejari Tegaskan Miliki Bukti |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Tampak-depan-Gedung-Merdeka-di-Kota-Bandung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.