Unik! Bajaj Ikut Arus Mudik di Jalur Pantura Cirebon, Bawa Sangkar Burung sampai Mesin Cuci

Di atas kendaraan roda tiga itu, sejumlah sangkar burung bertumpuk, terikat kuat bersama barang bawaan lainnya. 

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti

Berangkat sejak pukul 04.00 pagi, Tirto dan rombongan telah dua kali beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Tegal yang diperkirakan tiba sekitar pukul 14.00 siang.

Mudik dengan bajaj sudah menjadi kebiasaannya setiap tahun lantaran lebih hemat.

"Setiap tahun saya mudik pakai bajaj. Dari dulu pokoknya. Kalau naik angkutan umum, biayanya lebih mahal," katanya.

Pemudik lainnya, Sowi (43), juga memilih bajaj untuk pulang ke Tegal bersama uwanya.

"Ya, saya sama uwa saya mudik dari Tebet ke Tegal. Perjalanan sudah 7 jam, dari jam 4 pagi," ujar Sowi.

Menurutnya, bajaj yang dikendarainya mampu melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam.

Ia juga rutin beristirahat untuk memastikan kondisi kendaraan tetap prima.

"Sudah dua kali istirahat, sambil selonjoran dan cek kendaraan," ucapnya.

Sowi memiliki alasan sederhana mengapa lebih memilih bajaj dibanding kendaraan umum.

"Milih pakai bajaj karena murah," jelas dia.

Di tengah arus mudik yang semakin padat, lonjakan volume kendaraan terus terjadi di Jalur Pantura Cirebon.

Dari pantauan sejak dini hari hingga siang ini, diperkirakan puluhan ribu kendaraan telah melintas dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah. 

Ribuan pemotor tampak bergerombol melaju menuju kampung halaman masing-masing.

Kepadatan makin terlihat saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, menyebabkan antrean motor mengular hingga 300 meter.

Dibandingkan dengan hari sebelumnya, peningkatan volume kendaraan pada H-4 Lebaran ini terasa cukup signifikan.

Baca juga: Gunakan 2 Bus Pariwisata, Polres Subang Berangkatkan Peserta Mudik Gratis ke Solo dan Semarang

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved