Berita Viral

Kisah Tragis Rizkil Watoni ASN Akhiri Hidup Depresi Diperas Polisi, Keluarga Ungkap Curhatan Korban

Kisah tragis Rizkil Watoni seorang ASN berujung akhiri hidup diduga depresi usai diperas polisi, keluarga ungkap kesaksian curhatan korban

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TribunLombok.com/Instagram@mwv.mystic
ASN AKHIRI HIDUP - Rizkil Watoni ASN di Lombok Utara, NTB akhiri hidup diduga depresi usai diperas polisi terkait kasus pencurian HP (kiri). Nasruddin, ayah Rizkil Watoni (kanan) saat menunjukkan surat perjanjian damai dalam kasus dugaan pencurian HP usai mediasi di Polsek Kayangan, Senin (18/3/2025). - Kisah tragis Rizkil Watoni mengakhiri hidup pada Senin (17/3/2025), diduga depresi buntut ditekan oknum Polsek Kayangan terkait kasus salah ambil HP.  

TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah tragis Rizkil Watoni, seorang ASN berujung akhiri hidup diduga depresi usai diperas polisi, keluarga ungkap kesaksian curhatan korban.

Baru-baru ini kasus ASN akhiri hidup ini viral dan menyita perhatian publik.

Kasus yang menimpa Rizkil Watoni (27) ini berawal dari kasus pencurian HP karyawan Alfamart.

Padahal kasus tersebut karena ketidaksengajaan dan kesalahpahaman.

Namun, Rizkil Watoni terlanjur dilaporkan karyawan Alfamart hingga sempat dimediasi di kantor polisi, Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: Sosok Ketum Brigez Viral Anak Buahnya Keroyok Juru Parkir di Bandung hingga Tewas, Terkuak Nasibnya

Saat dimediasi Rizkil Watoni dan karyawan Alfamart itu pun sepakat damai dan telah selesai.

Bahkan Rizkil telah memberikan uang ganti rugi senilai Rp 2 juta.

Namun, ternyata oknum polisi memberikan perlakuan beda kepada Rizkil Watoni.

Meski kasusnya sudah selesai, Rizkil Watoni disebut-sebut diminta uang jaminan senilai Rp 15 juta agar kasusnya tak diproses dibawa ke meja pengadilan.

Sejak tekanan itulah diduga membuat Rizkil Watoni depresi karena tak sanggup membayarnya.

Depresi Rizkil Watoni tersebut didiga memicu membuatnya mengakhiri hidup.

Kini, kasus menimpa Rizkil Watoni ini viral dan menyita perhatian publik.

Lalu, seperti apa sosok Rizkil Watoni dan kisah kronologinya?

Sosok Rizkil Watoni

Diketahui Rizkil Watoni merupakan seorang ASN di Lombok Utara.

Ia bekerja sebagai ASN PPPK di Dinas PUPR Kabupaten Lombok Utara.

Selain menjadi ASN, Rizkil juga memiliki pekerjaan sampingan dengan berjualan es.

Memikiki pekerjaan sampingan, ternyata Rizkil tulang punggung bagi keluarganya.

Sehari-hari Rizkil membagi waktu kerjanya sebagai ASN dan penjual es di pinggir jalan.

Namun, masalah muncul menimpanya saat Rizkil hendak berjualan es setelah dinas.

Kronologi dan Curhatan Korban

Diketahui pencurian HP yang dilakukan Rizkil Watoni dari ketidaksengajaan dan kesalahpahaman.

Menurut kronologi, Rizkil Watoni menumpang mengisi baterai handphone di salah satu minimarket.

Karena terburu-buru untuk berjualan es, namun Rizkil ternyata mengambil handphone yang tergeletak karena mengira itu miliknya.

Saat handphone itu berdering saat pemiliknya menelpon, Rizkil baru sadar ia mengambil handphone yang salah.

Kemudian Rizkil Watoni janji temu dan menyelesaikan masalah ketidaksengajaan itu dengan pemilik handphone yang merupakan karyawan Alfamart.

Namun saat Rizkil kembali, ternyata karyawan Alfamart itu terlanjur sudah melapor polisi atas tudingan kasus pencurian lengkap dibuktikan dengan CCTV.

Baca juga: Sosok Iwan Sulistya Kades yang Viral Bagi-bagi THR Rp457Juta ke Warga, Jabat 18 Tahun Harta Disorot

Karyawan Alfmart dan Rizkil pun dibawa ke kantor Polsek Kayangan untuk dimediasi.

Dari mediasi itu, keduanya sepakat untuk berdamai akibat kesalahpahaman itu.

Bahkan Rizkil pun telah membayar Rp 2 juta sebagai ganti rugi yang diminta karyawan Alfamart tersebut.

Namun, meski sudah berdamai ternyata oknum polisi melakukan perlakuan berbeda kepada Rizkil.

Sejak kasus yang menimpanya itu, Rizkil seolah mendapat tekanan hingga membuatnya depresi.

Hingga berujung Rizkil Watoni mengakhiri hidup pada (17/3/2025) petang, 20 menit sebelum buka puasa.

Dikutip dari Kompas.com, keluarga mengungkap kesaksian soal curhatan Rizkil sebelum mengakhiri hidup.

Rizkil disebut-sebut diminta uang Rp 15 juta oleh oknum polisi.

Uang tersebut diminta sebagai jaminan agar kasus pencurian Rizkil tidak dibawa ke meja hijau dan berujung penjara.

Bahkan diungkapkan oleh ayah korban, Nasruddin, oknum polisi menaikkan uang jaminan menjadi Rp 90 juta jika Rizkil tidak ingin dipenjara selama 7 tahun.

"Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat itu," ujar Nasruddin.

Tentu, karena Rizkil yang saat itu sudah damai, ia menolak permintaan oknum polisi diduga bertugas di Polsek Kayangan tersebut.

Rizkil merasa permasalahannya atas kasus tudingan pencurian sudah selesai, namun oknum menekannya.

Diduga Rizkil diancam kasusnya dibawa ke pengadilan dan kejaksaan.

Setelah diinterogasi di Polsek Kayangan, Rizkil pulang dan sempat menceritakan curhatan pilu yang dialaminya itu kepada orangtuanya.

Menurut kesaksian keluarganya, berkali-kali Rizkil membuat status mengungkap bahwa ia tidak berniat mencuri.

Rizkil merasa terbebani dan tak sanggup membayar sejumlah uang yang diminta oknum polisi tersebut.

Sementara, Rizkil pun adalah tulang punggung keluarganya.

Sebelum mengakhiri hidup Rizkil Watoni diketahui sempat membuat status soal klarifikasi kasus pencurian HP yang dituduhkan kepadanya.

Curhatan itu diunggah Rizkil Watoni lewat akun Facebook-nya pada 8 Maret 2025.

"Salah kira ku we. Lillah demi Allah kenang ku hpng ku."

Sehari sebelumnya, pada 7 Maret 2025, Rizkil juga menulis status dengan nada pasrah. "Ya Allah".

Baca juga: Kisah Pilu Nando Bocah Jualan Tisu di Braga Bandung, Ngaku Hidup Sebatang Kara, Terkuak Faktanya

Keluarga dan Tetangga Serang Polsek Kayangan

Karena mengetahui masalah yang dihadapi Rizkil, keluarga dan tetangga menyerang Polsek Kayangan.

Keluarga Rizkil Watoni (27) kecewa kepada aparat kepolisian karena perlakuan yang diterima anak mereka.

Kejadian ini memicu aksi perusakan di Mapolsek Kayangan oleh warga Desa Sesait, Lombok Utara, Senin (17/3/2025) malam.

Massa yang berasal dari Desa Sesait, Kecamatan Kayangan merusak pagar, memecah kaca, dan membakar sejumlah material termasuk sepeda motor.

Saat itu, Kapolsek Kayangan membantah perusakan di markasnya karena dipicu oleh adanya oknum polisi yang meminta sejumlah uang kepada korban RW untuk menutupi kasus dugaan pencurian HP di Alfamart setempat.

"Tidak ada, itu hanya isu, tidak ada polisi minta uang," kata Purwanta dikutip Kompas.com, Selasa dini hari (18/3/2025).

Kapolres membantah kemarahan warga disebabkan kematian RW yang bunuh diri karena depresi setelah diminta sejumlah uang untuk menyelesaikan kasus dugaan pencurian HP.

Namun, ia membenarkan jika massa juga mendatangi karyawan Alfamart yang sempat melaporkan korban RW atas tuduhan pencurian HP.

"Tadi memang massa akan ke Alfamart, tapi berhasil kita halau. Saya minta mereka kembali pulang," ujarnya.

Pascaperusakan, kondisi Mapolsek Kayangan kini telah kondusif dengan penjagaan ketat oleh aparat Polres Lombok Utara dan Sat Brimob Polda NTB.

*Disclaimer: Artikel atau berita ini mengandung konten yang dapat memicu orang-orang yang memiliki pemikiran atau keinginan untuk bunuh diri.

Segera hubungi tenaga profesional kesehatan jiwa (psikolog atau psikiater) jika kamu memiliki pemikiran atau keinginan untuk bunuh diri.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved