Ramadan 2025

Bolehkan Salat Tahajud Setelah Tarawih dan Witir saat Ramadhan 2025? Ini Penjelasan Kemenag

Penjelasan Kementerian Agama soal apakah boleh salat tahajud dilaksanakan setelah tarawih dan witir.

web
ILUSTRASI SALAT --- Salat Tahajud adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi muslimin, lalu apakah boleh salat tahajud dilaksanakan setelah tarawih dan witir? simak penjelasan Kementerian Agama. 

Begitu istimewanya salat tahujud ini, Rasulullah pun mengisahkan momen bagi seorang muslim ketika ia paling dekat dengan Rabb-Nya adalah ketika sujud. Dan salah satu waktu terbaik untuk sujud kepada-Nya adalah salat di sepertiga malam (Tahajud).

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-Nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu." (HR. Muslim).

Baca juga: Niat Salat Tarawih 11 dan 23 Rakaat pada Bulan Ramadhan 2025, Arab dan Latin, Lengkap Tata Caranya

Berapa rakaat salat tahajud?

Rakaat bisa dikerjakan minimal 2 rakaat 1 kali salam, sampai waktu tak terhingga. Sebaiknya juga ditambah salat witir sebagai penutup. Bisa 1-3 rakaat.

Tata Cara, Niat, dan Doa

Salat Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana salat-salat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam. Adapun lafal niat dan doanya adalah sebagaimana berikut:

1. Mengucapkan niat salat Tahajud:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

“Aku menyengaja salat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Niat dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sebagaimana pelaksanaan shalat pada umumnya sampai salam setelah dua rakaat.

3. Setelah salam atau selesai seluruh rangkaian salat kemudian membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved